HEADLINEPEMPROV BABEL

Sri Utami Tekankan Pentingnya Deteksi Dini Autisme Pada Anak

65
×

Sri Utami Tekankan Pentingnya Deteksi Dini Autisme Pada Anak

Sebarkan artikel ini

BANGKA TENGAH — Dedikasi dan pengalaman Ibu Penjabat Gubernur Sri Utami Soedarsono Djamaluddin dalam memberikan pelayanan penanganan khususnya bagi anak-anak penyandang autisme, bukan hal yang baru ia geluti.

Pengalamannya menjadi relawan di salah satu sekolah di Amerika ternyata menjadi awal dirinya terus berkecimpung di dunia pendidikan khususnya Anak Berkebutuhan Khusus, utamanya adalah anak anak penyandang autisme.

Ibu Tami, begitu ia biasa disapa saat ini menjabat sebagai Kepala SLB di Sekolah Transisi Pelita Hati. Karena itu, dirinya berharap sumber daya manusia Bangka Belitung khususnya tenaga pendidik dan orang tua, mampu melakukan deteksi dini khususnya anak penyandang autisme.

“Hal ini sangat penting dilakukan. Tujuannya agar autisme dapat segera ditangani dengan tepat untuk mencegah permasalahan lain ketika anak tumbuh dewasa utamanya permasalahan komunikasi dan sosialisasi,” ujarnya mengawali paparan pada Workshop Deteksi Dini Autisme dan Penanganannya secara online melalui Aplikasi Zoom_dan _offline di Grand Vella Hotel Pangkalan Baru, Kab. Bangka Tengah, Selasa (12/7/2022).

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemprov Babel, dan diikuti oleh peserta dari kalangan tenaga pendidik dan juga tenaga dari Pusat Layanan Autis Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dikatakannya, autisme bukanlah sesuatu hal yang baru dan ada di sekeliling kita. Penyandang autisme diungkapkannya terus meningkat termasuk di Indonesia.

“Jika pada tahun 2008, perkiraan prevalensi autisme adalah 1 dari 125 anak, maka pada tahun 2020 meningkat menjadi 1 dari 54 anak,” ungkapnya.

Anak-anak ini katanya, sejak lahir ataupun saat masa balita memiliki kondisi yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi normal, anak ini juga terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitif, aktivitas, dan minat yang obsesif.

“Jadi jika kita bertemu dengan anak-anak yang memiliki karakteristik tersebut, kita baik itu tenaga pendidik ataupun orang tua hendaknya memiliki pengetahuan untuk mendeteksi secara dini agar anak kita ini dengan cepat mendapatkan penanganan yang tepat,” ujarnya.

Anak-anak penyandang autisme dikatakannya punya hak yang sama dengan anak-anak reguler lainnya. Anak ini juga dikatakannya memiliki potensi yang harus digali dengan pendekatan khusus dan mesti dilakukan secara tepat agar potensi anak tersebut menjadi optimal.

“Ini bukti nyata, pada bulan Maret 2021 kemarin, orang tua salah satu murid saya yang bernama Doni menelepon dan mengundang saya untuk hadir di wisuda Doni dari Fakultas Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung. Saat itu saya langsung sujud syukur. Doni ini adalah salah satu murid yang kami didik pada tahun 2003,” tuturnya.

Oleh karena itu, program pendidikan terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau disabilitas dikatakannya harus memiliki standar khusus, tidak bisa disamakan programnya, karena anak-anak ini adalah anak-anak unik dengan keterbatasan yang sangat berbeda.

Untuk itu, Ibu Tami berharap dengan dukungan pemerintah dan semua elemen, anak-anak penyandang autisme di Kep. Babel mendapatkan penanganan yang tepat sehingga mereka dapat hidup mandiri.

“Saya tidak ingin mereka masuk ke sekolah reguler tanpa dipersiapkan terlebih dahulu. Jangan asal cemplung! Mereka harus kita berikan pendidikan awal. Jadi mari sama-sama kita mengambil bagian untuk anak-anak kita ini. Mari bantu mereka menjadi manusia mandiri dan berguna,” ujarnya memotivasi peserta yang hadir.

Dalam paparannya yang berjudul “Deteksi Dini Autisme, Karakteristik dan Penanganannya”, peserta diberikan bekal untuk bisa melakukan deteksi dini bagi anak penyandang autisme di lingkungan sekitarnya.

Pada kesempatan tersebut, peserta juga dibekali pengetahuan untuk membuat Asesmen dan Pembuatan Profil ABK yang disampaikan oleh narasumber Sritje Habibie serta dilatih melakukan terapi perilaku bagi penyandang autisme oleh Dra. Hirawati J.H Tuloli. (*)

READ  Kata Molen, PNS Harus Bersikap Independent