BANGKA SELATAN – Ratusan masyarakat nelayan Batu Perahu, nelayan Ketapang dan nelayan Merbau mendatangi Gedung Serbaguna Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Juma’t (20/1).
Para nelayan datang dengan membawa beberapa tuntutan kepada PT Timah dan Forkopimda Bangka Selatan.
Adapun tuntutan dari para nelayan Merbau, Tanjung Ketapang, dan Batu Perahu adalah:
1. Nelayan berfokus pada penolakan terhadap aktifitas tambang laut yang akan dilakukan pada area sebelah barat laut Merbau.
2. Nelayan menuntut agar PT Timah mencabut laporan di kepolisian terhadap salah satu nelayan yang diduga atas pengrusakan KIP di perairan laut Tanjung Ketapang Karang Beling pada beberapa bulan lalu.
Kepala Lingkungan IV Merbau, Kelurahan Toboali, April, mengatakan kelompok gabungan nelayan hanya berkeinginan agar para penambang tidak mengusik tempat mereka mengais rejeki.
“Tuntutan nelayan tetap fokus bermaksud jangan sampai menambang di wilayah barat, yang saat ini kapal isap produksi beserta ponton TI ilegal sudah memasuki wilayah tangkapan nelayan wilayah itu,” ungkapnya usai audiensi dengan perwakilan Forkopimda di Gedung Serbaguna Pemkab Basel, Jumat (20/1).
“Audiensi ini juga terkait pelaporan PT Timah terhadap salah satu nelayan atas pengrusakan KIP kemarin,” kata dia.
April menegaskan wilayah barat laut Merbau Ketapang dan sekitarnya, agar tidak ada aktifitas tambang laut. Diketahuinya saat ini KIP beserta ponton tambang timah ilegal sudah memasuki wilayah itu.
“Ini merupakan tuntutan nelayan saat ini KIP beserta ponton tambang laut ilegal sudah memasuki wilayah itu. Jadi mudah mudahan nelayan tidak kehilangan mata pencaharian mereka yang bergantung pada melaut,” tukasnya. (Tris)
Sumber: cmnnews.id