HEADLINEPEMPROV BABEL

Perang Ketupat Bukan Menabur Kebencian

78
×

Perang Ketupat Bukan Menabur Kebencian

Sebarkan artikel ini

BANGKA BARAT – Perang ketupat bukan perang menabur kebencian, tetapi perang penuh nilai kasih sayang.

Pesta adat perang ketupat merupakan warisan budaya para leluhur yang sudah turun temurun dilestarikan oleh masyarakat Tempilang, Kabupaten Bangka Barat.

Demikian dikatakan Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Ridwan Djamaluddin, saat menghadiri pesta perang ketupat di Desa Benteng Kota, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Minggu (12/3).

“Dengan adanya pesta adat perang ketupat yang diadakan setiap tahun, kita bisa berkumpul di sini, kita bisa bersilaturahmi satu sama lainnya dengan masyarakat dari berbagai daerah sambil menikmati hidangan yang telah disediakan masyarakat Desa Tempilang,” ungkap Ridwan.

Dirinya berharap kegiatan pesta adat perang ketupat ini dapat diperkenalkan lebih luas lagi, sehingga dikenal di seluruh penjuru dunia. Karena kegiatan ini diyakini mampu memberikan kebahagiaan bagi semua lapisan masyarakat.

“Perang kali ini perang persahabat, perang kekeluargaan, ini berbeda perang di tempat lain yang berisi perang kebencian. Perang ketupat kita walaupun simbolisasi perjuangan masyarakat pada masa lalu, namun ini adalah tanda bahwa kita satu keluarga besar. Perang ketupatĀ  ini kita jadikan penguat tali silaturahmi,” bebernya.

Pada kesempatan yang sama, Ridwan berpesan kepada masyarakat supaya dapat menjaga situs benteng kota sebagai warisan cagar budaya, dan terus lestarikan pesta adat perang ketupat sebagai kekayaan budaya daerah.

Sementara Wakil Bupati Bangka Barat, Bong Ming-Ming, menuturkan pesta adat perang ketupat diselenggarakan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.

“Tradisi perang ketupat ini dari dulu sudah dilaksanakan oleh masyarakat tempilang. Budaya ini layak untuk dikembangkan, apalagi saat ini sudah ditetapkan sebagai situs sejarah warisan tak benda nasional,” tegas Wakil Bupati Babar.

Oleh sebab itu, Kementerian Hukum dan HAM RI menyerahkan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Pesta Adat Perang Ketupat Desa Tempilang sebagai wujud perhatian pemerintah terhadap pelestarian budaya.

Dengan dijadikannya sebagai situs sejarah warisan tak benda, diharapkan di masa mendatang jumlah kunjungan wisatawan demostik maupun wisatawan mancanegara semakin meningkat. (*)


Sumber: Dinas Kominfo