PANGKALPINANG – Penjabat Gubernur Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Suganda Pandapotan Pasaribu, menerima keluh kesah salah salah satu warga terkait persoalan bau tak sedap dari TPA Parit Enam.
Mendegar informasi itu, Penjabat Gubernur langsung bergerak meninjau kondisi yang disampaikan oleh warga. Setelah sekitar 20 menit perjalanan, sesampainya di TPA Parit Enam, Suganda melihat tumpukan sampah yang sudah menggunung.
Bahkan, sebagian tumpukan sampah yang menggunung turun ke bawah memenuhi jalan, sehingga mengganggu kenyamanan pengguna jalan.
Suganda lalu mendatangi para petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Pangkalpinang, Kadir. Diakui Kadir, TPA Parit Enam sudah overload, atau melebihi kapasitas. Alhasil, kondisi ini menimbulkan efek negatif seperti menyebabkan aroma bau yang menyengat.
“Sebenarnya sudah lama ini penuh, tetapi tempatnya (penampungan lain) yang tidak ada, Pak. Bagaimana lah, Pak ke depan? Sebab tempat sampah ini tidak mengizinkan lagi, karena tempat ini sudah penuh, full,” ungkapnya kepada Penjabat gubernur.
Sementara itu, usai meninjau TPA Parit Enam, Suganda mendapatkan beberapa poin penting terhadap persoalan ini. Untuk itu, permasalahan tersebut harus segera diselesaikan secepatnya sesuai persyaratan Amdal yang baik, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dan pencemaran lainnya secara berlarut.
“Kalau kita lihat sampah ini dianggap sepele. TPA ini sangat penting. Ini kan sudah menjadi gunung, kalau enggak ada TPA, sampah ke mana-mana larinya. Tetapi, TPA ini juga harus dikelola lebih, kalau tidak ada perhatian dari kita bersama, lama-lama ini akan menjadi sarang penyakit,” kata dia.
Dirinya akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk dengan Pemerintah Kabupaten/Kota. Kolaborasi menjadi upaya untuk bersama-sama mencari solusi terbaik menghadapi produksi sampah per hari yang menyentuh 160 ton per hari, sehingga akan mengurangi pencemaran lingkungan.
“Mudah-mudahan nanti kita akan koordinasi dengan pihak-pihak terkait bagaimana kita menyelesaikan masalah sampah ini. Apabila ini dibiarkan akan merusak lingkungan, dan kita semua akan terdampak. Anak-cucu kita tidak bisa menikmati lingkungan yang bersih dan sehat,” harapnya.
Dari peninjauannya itu pula, Suganda melihat tempat pengelolaan atau fermentasi sampah organik. Salah satunya pengelolaan pohon dan daun hasil penebangan yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar PLTU oleh PLN. Proses ini kata Suganda dapat menjadi strategi pengelolaan sampah yang efektif.
“Strateginya paling seperti tadi, ada sampah-sampah organik. Mungkin tempat-tempat sampahnya itu sudah dipisahkan mana sampah organik, mana yang anorganik, sehingga nanti kalau dibawa ke TPA itu sudah terpisahkan, sehingga ada manfaatnya, atau juga mungkin ada teknologi yang bisa digunakan terkait sampah,” demikian Suganda. (*)
Sumber: Dinas Kominfo