BANGKA BARAT – Dandim 0431/Bangka Barat, Letkol Inf Kemas Muhammad Nauval, didapuk menjadi Inspektur Upacara Apel Kesiapsiagaan menghadapi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan Beserta Gelar Kendaraan, di Lapangan Atletik Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Senin ( 17/7/2023 ).
Apel tersebut diselingi pemeriksaan personil dan perlengkapan penanggulangan bencana kebakaran oleh Dandim bersama Forkopimda yang hadir.
Dalam amanatnya, Letkol Inf Kemas Muhammad Nauval mengatakan, Kabupaten Bangka Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki skor indeks risiko bencana sebesar 180, dengan klasifikasi risiko ancaman bencana tinggi.
“Tingkat kerawanan bencana yang tinggi di Kabupaten Bangka Barat meliputi kejadian banjir, gelombang ekstrem dan abrasi, kebakaran lahan dan hutan, cuaca ekstrem dan kekeringan yang berpotensi mengakibatkan korban jiwa manusia, korban harta benda dan dampak psikologi,” kata Nauval.
Dikatakannya, berdasarkan perkiraan BMKG akan terjadi peningkatan fenomena El Nino pada bulan Agustus sampai akhir tahun 2023.
Hal tersebut dapat mengakibatkan menurunnya curah hujan, meningkatnya cuaca panas serta kekeringan di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Bangka Barat.
“Fenomena ini tentu akan berdampak menimbulkan potensi kebakaran hutan dan lahan dan mengancam ketahanan pangan kita. Maka dari itu, kita harus siap siaga dalam menghadapi ini,” kata dia.
Kebakaran hutan dan dan lahan adalah suatu peristiwa terbakarnya hutan dan lahan, baik secara alami maupun oleh perbuatan manusia. Mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya dan politik.
Selain itu kebakaran hutan dan lahan merupakan permasalahan yang rutin terjadi pada musim kemarau. Penyebab utamanya sebagian besar karena perbuatan manusia, terutama pada saat menyiapkan lahan untuk perkebunan, mengakibatkan terganggunya berbagai aspek kehidupan bagi masyarakat.
Data laporan terkait Karhutla di Kabupaten Bangka Barat dari Januari hingga Mei tahun 2023, sebanyak 32 kejadian dengan total luas lahan yang terbakar sebesar 44,8 hektare.
“Oleh karena itu agar kita semua dapat mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, upaya yang dilakukan harus secara bersama – sama lintas sektor yang melibatkan TNI, Polri, pemerintah, masyarakat dan seluruh komponen. Perlu saya tekankan bahwa menanggulangi bencana tidak bisa dilakukan sendiri, karena bencana adalah urusan bersama,” imbuh Dandim.
Menurut Dandim, selain upaya bersama, semua pihak harus mandiri dan bersahabat dengan bencana karena wilayah Bangka Barat berpotensi rawan bencana. Artinya, ancaman bencana harus mampu dikenali.
“Kita harus mampu mengenali ancaman potensi bencana, mengelola sumber daya, mengurangi kerentanan dan meningkatkan kemampuan menghadapi bencana. Kita harus cepat pulih dan bangkit ketika terjadi bencana,” tegasnya.
“Semoga apa yang akan kita laksanakan dapat memberi manfaat kepada masyarakat luas, dan tentunya kita berdo’a semoga tidak menjadi bencana yang besar di wilayah kita. Salam tangguh,” tutup Dandim. (*)
Sumber : Pendim 0431/Bangka Barat