PANGKALPINANG – Jika ada Orang Dengan Gangguan Jiwa di lingkungan masyarakat, silakan diinformasikan kepada pemerintah, baik itu dari Rumah Sakit Jiwa dr. Samsi Jacobalis Kepulauan Bangka Belitung atau rumah sakit umum pemerintah.
Pemerintah akan siap membantu memfasilitasi, dan biaya juga akan ditanggung oleh pemerintah. Hal ini bukanlah aib, namun ini adalah nilai kemanusiaan yang harus menjadi tanggung jawab bersama.
Demikian diungkapkan Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Suganda Pandapotan Pasaribu, saat mengunjungi salah satu pasien ODGJ bernama Aspari, warga Kacang Pedang yang mengisolasi diri di dalam kamar kurang lebih selama belasan tahun.
Kunjungan ini merupakan salah satu rangkaian dari Program Gubernur Langsung Eksekusi Kerja Bersama Membangun Bangka Belitung atau Gule Kabung di Kota Pangkalpinang.
“Memang itulah fungsi kita. Pemerintah harus hadir ketika keluarga dan warga sudah berupaya maksimal. Jadi perlu intervensi dari pemerintah untuk ikut mencari solusi menangani hal ini,” ujarnya.
Suganda menceritakan, pasung itu tidak hanya dalam pengertian pasien diikat dan dirantai. Namun jika pasien dalam kondisi tidak berinteraksi dengan siapa-siapa juga termasuk pasung.
“Jadi kalau kita lihat ini sebenarnya termasuk kondisi dipasung juga, walaupun dalam artian yang bersangkutan masih bisa keluar dan sebagainya. Tapi kan dia sudah mengurung dirinya sendiri, juga membatasi aktivitasnya di suatu tempat, itulah istilah pasung. Hal ini tentu tidak kita harapkan, untungnya fisiknya dalam kondisi sehat, walaupun tadi kita lihat kamarnya dalam keadaan kotor,” jelasnya.
“Mudah-mudahan dalam kondisi masih sehat secara fisik, kita akan obati jiwanya. Kemudian dia boleh berinteraksi seperti sedia kala bersama keluarga dan masyarakat di lingkungan sekitar,” kata dia.
Sementara itu, orang tua Ari, mengucapkan terimakasih atas kedatangan Suganda dan tim ke rumanhnya. Mereka sudah lama ingin membawa Ari berobat, namun terkendala karena Ari tidak mau keluar dari rumah, dan enggan berinteraksi dengan orang yang tak dikenalnya.
“Kami setuju jika Ari dirawat inap di RS, kami pun berharap Ari bisa sembuh dan bisa bersosialisasi seperti biasa,” ucap Ibu Asmara.
Sementara dr. Ria Agustine, Direktur RSJ dr. Samsi Jacobalis mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang ada dua pasien ODGJ yang terdata.
“Kami memang sebenarnya di RSJ dr. Samsi Jacobalis, memiliki kegiatan Kesehatan Jiwa Masyarakat. Dan juga mungkin animo impact dari kegiatan Gule Kabung sebelumnya terhadap ODGJ. Alhamdulillah, kooperatif sekali Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, sehingga kita datang hari ini untuk menangani pasien ini,” beber dia.
Usai berbincang dengan pihak keluarga, tim dari RSJ dr. Samsi Jacobalis pun berhasil membujuk Ari untuk dibawa melakukan pengobatan rawat inap di Sungailiat dengan didampingi perwakilan pihak keluarga. (*)
Sumber: Dinas Kominfo