BANGKA SELATAN – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Bangka Selatan mencatatkan tren penurunan kasus demam berdarah dongue.
Sejak Januari hingga September 2023, warga Bangka Selatan yang dirawat karena DBD sebanyak 32 kasus dengan angka kematian 2 orang.
Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit Bangka Selatan, Slamet Wahidin mengatakan, angka ini turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 111 kasus.
Penyebab turunnya angka kasus DBD, karena timbulnya tingkat kesadaran masyarakat yang semakin tinggi.
“Kesadaran dan edukasi yang mana masyarakat saat ini memiliki kesadaran yang tinggi tentang pentingnya pemberantasan sarang nyamuk,” kata Slamet usai sosialisasi pemberantasan dan Pengendalian penyakit DBB kepada Mediaqu, Selasa (26/9/23).
Selain itu, ditingkat RT hingga kecamatan untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan gerakan 3M Plus, salah satunya yakni menguras bak mandi ataupun wadah yang berisi air bersih, serta mengubur barang-barang bekas yang tidak diperlukan.
“Dan jika anak demam 2 sampai 3 hari tidak membaik, segera diperiksa ke fasilitas kesehatan. Tanda bahaya infeksi dengue pada hari ke 3 lemas, muntah, sakit perut, perdarahan, pembesaran hati, penumpukan, cairan dan peningkatan hematokrit cepat disertai penurunan trombosit drastic,” jelasnya.
Slamet menambahkan, penurunan kasus ini salah satunya juga karena efektifnya sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS di tengah masyarakat.
Selama ini pihaknya secara rutin melakukan sosialisasi dan penyuluhan mengenai PHBS dan peduli lingkungan kepada masyarakat.
“Meski turun kami mengimbau warga untuk tetap peduli lingkungan. Karena cuaca yang tidak menentu hujan-panas yang menyebabkan salah satu penyebab timbulnya penampungan air dan berpeluang besar menjadi tempat perindukan nyamuk,” himbau Slamet. (Yusuf)