HEADLINE

Usai Rapat Terbatas, Muhadjir Ungkap Instruksi Presiden

204
×

Usai Rapat Terbatas, Muhadjir Ungkap Instruksi Presiden

Sebarkan artikel ini
Konferensi pers usai rapat rapat terkait penanganan pengungsi erupsi Gunung Ruang di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, (03/05/2024). Foto: Ist

JAKARTA – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menyelenggarakan rapat kabinet terbatas terkait penanganan pengungsi erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara.

Rapat terbatas bersama dengan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju itu digelar di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (03/05/2024).

Presiden meminta menteri dan pimpinan lembaga terkait untuk dapat segera mendata dan merelokasi penduduk yang terdampak ke lokasi yang lebih aman.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, dalam konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta setelah mengikuti rapat tersebut, menyampaikan ada tiga lokasi yang menjadi pengungsian di Gunung Ruang tersebut.

“Sekarang ada di tiga lokasi yaitu jadi ada pengungsi, posisi pengungsi sekarang sebagian di Manado, sebagian di Kota Bitung dan sebagian di Minahasa,” ungkap Muhadjir.

Muhadjir juga menyampaikan, ada beberapa arahan Presiden yang harus dilakukan dengan segera dan sebaik-baiknya, agar pengungsi tidak ada satupun yang terlantar.

“Yang pertama, supaya penangan pengungsi harus dilakukan sebaik-baiknya, tidak boleh ada satupun pengungsi yang terlantar,” ujar dia.

“Yang kedua supaya segera ada langkah-langkah cepat untik mengatasi supaya ada penyelesaian permanen dalam kaitan erupsi gunung ruang ini, yaitu beliau menyetujui seluruh penduduk yang ada di Pulau Ruang yang jumlahnya sekitar 301 KK (Kartu Keluarga) itu akan direlokasi,” sambung dia.

Relokasi pemukiman penduduk ini, lokasi yang dipilih yaitu di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara.

Presiden memerintahkan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Agus Harimurti Yudhoyono dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, untuk menambahkan lahan pertanian dan perkebunan bagi masyarakat terdampak yang direlokasi tersebut.

“Untuk perumahan, pembangunan perumahan permanen di Bolaang Mongondow Selatan, Bapak Presiden sudah memerintahkan Pak Menteri PUPR untuk segera melakukan pembangunan yang sesuai dengan standar dari kebencanaan dan dananya akan diambilkan dari dana siap pakai BNPB,” beber dia.

Pemindahan penduduk ini bukan hanya pemindahan sumber daya manusianya saja, tetapi juga sumber penghasilannya akan dibangun lapangan kerjanya.

“Jadi sesuai dengan laporan dari Pak Gubernur, lokasi yang sudah dipilih di Bolaang Mongondow itu tipologinya mirip dengan lingkungan gunung ruang. Jadi di situ juga daerah nelayan, tetapi tadi Bapak Presiden juga menginstruksikan supaya ada penambahan lahan untuk perkebunan dan pertanian tadi itu, ya,” kata dia.

Kemudian, Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menyampaikan anggaran yang dipakai untuk relokasi pemukiman penduduk akan menggunakan dana siap pakai yang diberikan oleh APBN dan juga APBD sesuai dengan arahan Kepala Negara.

“Nah, karena itu tadi arahan Bapak Presiden, agar dana siap pakai di BNPB itu disiapkan dan dapat digunakan. Sementara, dalam hubungannya dengan APBD kan teman-teman media memahami sejumlah transfer dari pemerintah pusat ke daerah,” jelas dia.

“Apakah itu dana alokasi umum? Dana alokasi khusus? Itu kita untuk daerah yang terdampak dapat diberikan sejumlah relaksasi supaya tidak terkendala,” imbuh dia.

Suahasil meminta agar Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan pemerintah kabupaten berdiskusi terkait dana siap pakai yang akan digunakan untuk penanganan pengungsi erupsi Gunung Ruang. (*)

Sumber: setkab.go.id