PANGKALPINANG – Penjabat Wali Kota Pangkalpinang, Lusje Anneke Tabalujan, terkejut dengan hasil Survei Kesehatan Indonesia dari Kementerian Kesehatan, yang menyatakan prevalensi stunting Kota Pangkalpinang mengalami kenaikan.
Hal ini disampaikannya saat memimpin Rapat Internal Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Pangkalpinang di Smart Room Center Kantor Wali Kota Pangkalpinang, Senin (13/5/2024).
Sebelumnya, Lusje mengungkapkan sangat optimis jika prevalensi stunting di Kota Pangkalpinang turun di angka 11 persen, dihitung dari jumlah populasi balita yang ada.
Namun ia sangat menyayangkan, sampel yang digunakan dalam SKI tersebut sangat kecil dibanding dengan jumlah populasi balita, sehingga tentu berpengaruh pada hasil akhirnya.
Diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan yakni 200 balita, sementara jumlah balita yang perlu diukur adalah 20 ribu anak.
“Itu yang diambil cuma 10 persennya. Itu kenaikan yang cukup signifikan, karena ukurannya itu kecil sekali. Sementara kenapa kita dapat 12 persen? Itu kita ukur dari 15 ribu targetnya dari total populasinya ada 20 ribuan. 80 persen kita ukur, sehingga kemarin hitungan kita akan turun dari 12 persen jadi 11 persen,” beber dia.
Berdasarkan data yang dirilis, prevalensi stunting Kota Pangkalpinang mengalami kenaikan hingga 7.8 persen yakni dari 12.9 persen menjadi 20.7 persen.
Lusje mengaku kaget dengan kenaikan tersebut. Sebab ia merasa treatment dalam rangka penurunan stunting selalu dilakukan mulai dari pemberian susu, telur, bahkan makanan siap saji.
“Tapi kalau dengan data yang dirilis baru dia naik, terus yang kita treatment gimana? Itu yang jadi bingung saya dengan data itu, karena ternyata saat rapat tadi sampelnya mereka ngambil cuma 200 anak,” kata dia.
Sehingga dengan data tersebut, Pemerintah Kota Pangkalpinang akan melakukan cek ulang terhadap survei itu. Dan jika terdapat perbedaan hasil, maka akan segara diinformasikan ulang kepada lembaga yang merilis data.
“Kita akan coba cek lagi dan kita akan informasikan itu kepada yang merilis data. Nanti kita akan sajikan data,” tegasnya.
Lusje mengungkapkan pemerintah kota kini memiliki anggaran yang cukup untuk melakukan penanganan stunting, baik yang dialokasikan di Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana maupun di Dinas Kesehatan.
Sehingga dengan anggaran tersebut diharapkan angka stunting di Kota Pangkalpinang akan turun.
“Makanya hitungan kita turun, tetapi yang survei dari luar nanti kita lihat kembali,” tukasnya. (*)
Sumber: Dinas Kominfo