BANGKA BARATHEADLINE

Temukan 16 Kasus Baru HIV, Rangkuti Sebut Tahun Ini Menurun

160
×

Temukan 16 Kasus Baru HIV, Rangkuti Sebut Tahun Ini Menurun

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Kesehatan Bangka Barat, Muhammad Sapi'i Rangkuti. (SK)

BANGKA BARAT – Kasus human immunodeficiency virus di Kabupaten Bangka Barat terhitung sejak Januari hingga Oktober 2024 sebanyak 16 kasus, terdiri dari 12 laki-laki dan 4 perempuan.

Kepala Dinas Kesehatan Bangka Barat, Muhammad Sapi’i Rangkuti, mengatakan kalau dibandingkan dengan tahun 2023 angka tersebut menurun. Karena tahun lalu kasus HIV di Bangka Barat jumlahnya 35 orang. Sedangkan kematian akibat AIDS ada 3 kasus tahun 2024.

Untuk saat ini total jumlah kasus yang ada di Bangka Barat sejumlah 83 kasus. Menurut Rangkuti, jumlah tersebut merupakan akumulasi dari kasus sebelumnya.

“Pengendalian HIV saat ini adalah menemukan kasus sedini mungkin, sehingga penderita mendapatkan pelayanan sesuai standar sehingga penderita mempunyai peluang dan kualitas hidup yang lebih baik,” kata Rangkuti di ruang kerjanya, Selasa (5/11/2024).

Dalam mengatasi penyebaran HIV/AIDS di Bangka Barat, Dinkes melakukan screening terhadap kelompok kunci, yaitu para pekerja seks komersial, laki-laki penyuka sesama jenis dan ibu hamil yang berisiko tertular. Dinkes juga melakukan screening bagi pasangan yang hendak menikah.

“Untuk saat ini Dinas Kesehatan melalui Puskesmas melakukan screening untuk calon pengantin termasuk juga ibu hamil dalam upaya deteksi dini terhadap penyakit HIV, sifilis dan hepatitis,” kata dia.

Lanjut Rangkuti, jika kasus ditemukan lebih awal, maka penularan terhadap orang lain dan anak yang akan dilahirkan akan bisa dicegah, tetapi data personal yang melakukan screening maupun penderita akan dijaga kerahasiaan menurut aturan dan ketentuan yang berlaku.

“Contohnya ada bapak-bapak yang sakit dengan tanda-tanda klinis diperiksa positif. Nah ini nggak boleh kita (Dinkes) yang ngasih tahu pasangan ( bahwa dia positif HIV), tapi hak dia untuk memberitahukan pasangan,jadi tidak bisa sembarangan,” terangnya.

Namun Dinas Kesehatan tetap berupaya menekan penyebaran HIV dengan cara menyediakan konseling bagi pasien di setiap Puskesmas.

“Di seluruh Puskesmas yang ada di Bangka Barat dan RSUD sudah tersedia konseling dan pemeriksaan HIV secara gratis dan fasilitas ini dapat di manfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Kita siapkan konselor di Puskesmas untuk memberikan informasi yang benar tentang HIV,” imbuh Rangkuti.

Kendala yang dihadapi Dinkes untuk menekan angka HIV/AIDS menurut Rangkuti, pihaknya kesulitan mendatangi kelompok kunci yang beresiko, Lelaki Seks dengan Lelaki, karena mereka sangat terselubung atau tertutup.

Kasusnya baru muncul dan bisa diketahui setelah orangnya datang periksa sendiri karena sakit.

“Jadi dari laki-laki sama laki-laki itu karena sudah sakit baru datang. Sedangkan untuk melakukan skrining HIV untuk kelompoknya ini kita sulit, karena dari data yang kita miliki penularah HIV lebih tinggi pada orang yang memiliki perilaku seks beresiko. Jika seseorang merasa rentan boleh mengakses pelayanan konseling HIV di Puskesmas maupun RSUD Sejiran Setason” katanya.

Kata dia, sebenarnya dengan sistem pengobatan yang ada sekarang ini, pengidap HIV difasilitasi bisa mengambil obat di manapun dia berada. Tapi kendalanya, si pasien terkadang menolak minum obat, bahkan menghindar. (SK)

Sumber: portaldutaradio.com