HEADLINEPANGKALPINANG

Oktober 2024, Angka Penganguran Terbuka di Pangkalpinang Capai 75,89 Persen

214
×

Oktober 2024, Angka Penganguran Terbuka di Pangkalpinang Capai 75,89 Persen

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Pangkalpinang, Amrah Sakti. (Foto: inpost.id)

PANGKALPINANG – Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Pangkalpinang, Amrah Sakti, mengungkapkan tingkat pengangguran terbuka di Pangkalpinang paling tinggi dibanding daerah-daerah lain di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Datanya itu dirilis setiap bulan Oktober di tahun berjalan atau tahun sebelumnya. Maka untuk tahun 2024 lalu tingkat pengangguran terbuka di Pangkalpinang mencapai angka 75,89 persen dan tertinggi di Bangka Belitung,” ungkap Amrah di ruang kerjanya, Jumat (11/4/2025).

Menurut Amrah Sakti, tingginya angka pengangguran terbuka itu karena beberapa hal yang menjadi faktor penyebabnya, salah satunya dampak dari kasus tata niaga timah.

“Lonjakan angka pemutusan hubungan kerja itu paling tinggi di tahun 2024 kemarin, karena berbarengan dengan kasus tata niaga timah. Itu tidak bisa kita antisipasi lagi, langsung atau pun tidak langsung kita kena dampaknya. Itu salah satu indikator yang memberikan sumbangan atas peningkatan angka pengangguran terbuka kita di tahun 2024 kemarin,” jelasnya.

Namun kata Amrah, Dinas Tenaga Kerja Kota Pangkalpinang juga sudah berusaha juga untuk menutupinya dengan sektor-sektor lain supaya berimbang.

“Di sana banyak terjadi pemutusan hubungan kerja, tapi kami juga memberikan kesempatan untuk membuka peluang di beberapa sektor lain supaya bisa balance. Di sana berkurang, di sini kita tumbuhkan,” katanya.

“Contoh tahun kemarin kami melaksanakan pelatihan yang intinya agar mereka lebih banyak melakukan kegiatan wirausaha mandiri. Kami sekarang lebih banyak mendorong ke sana untuk mengimbangi situasi,” imbuhnya.

Lebih lanjut Amrah menuturkan, untuk sekarang Dinas Tenaga Kerja lebih mendorong ke arah wirausaha mandiri supaya masyarakat terutama para pencari kerja bisa lebih berkembang, tidak hanya berharap pada sektor formal saja.

“Supaya mereka yang kemarin berharap bisa masuk ke sektor formal untuk mendapatkan pekerjaan, kita dorong mereka bisa berwirausaha sendiri. Dengan harapan mereka tidak terlalu tergantung pada sektor formal. Artinya, mereka juga bisa berwirausaha mandiri dan besok-besoknya kita harapkan mereka bisa menciptakan lapangan kerja sendiri,” tuturnya. (inpost.id)

Tinggalkan Balasan