BANGKA BARAT — Jumlah penumpang dan kendaraan saat arus mudik lebaran Idul Fitri tahun 2022 di Pelabuhan Tanjung Kalian, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, merupakan angka tertinggi sejak empat tahun terakhir.
PT. ASDP Cabang Tanjung Kalian mencatat, jumlah penumpang dan kendaraan yang menggunakan kapal ferry untuk menyeberang dari Tanjung Kalian ke Pelabuhan Tanjung Api Api tahun 2022 ini bahkan melampaui lonjakan yang pernah terjadi di tahun 2019 lalu, disaat larangan mudik karena pandemi Covid – 19 belum ada.
General Manager PT. ASDP Cabang Tanjung Kalian, Christoper, didampingi Manager Usaha, Andre Setiawan dan Koordinator Satuan Pelayanan ( Korsatpel ) BPTD 7 Sumsel Babel, Wiratno, mengungkapkan hal tersebut kepada awak media di kantornya, Selasa ( 10/5/2022 ) siang.
Data Banding Angkutan Lebaran Tahun 2001-2002, Cabang Lintasan Tanjung Kalian Tanjung Api Api, tanggal 22 April – 9 Mei 2022 mencatat fakta sebagai berikut:
Tahun 2022, kapal yang dioperasikan sebanuak 14 unit. Total jumlah penumpang mencapai angka 62.342 orang. Sedangkan kendaraan berjumlah 10.367 unit.
Tahun 2019, kapal yang dioperasikan 10 unit. Total penumpang 47.991 orang dan jumlah rotal kendaraan sebanyak 9.677 unit.
Christopher mengakui, di tahun ini padatnya arus kendaraan yang hendak masuk Pelabuhan Tanjung Kalian membuat antrean mengular hingga sepanjang 2,4 kilometer.
” Antrean tertinggi 2,4 kilometer, walaupun teman – teman ada yang menghitung 3 kilo, tapi kita coba mengakomodir melalui Google Map biar kita sama – sama punya standarnya, biar lebih terukur standarnya. Jumlah kendaraan yang mengantre pada saat itu 547 unit di luar pelabuhan,” jelas Christoper.
Menurut dia pada saat itu buffer zone belum seratus persen digunakan dalam beberapa hari di awal, sehingga menimbulkan antrean truk logistik yang sangat panjang.
Selain itu sempat terjadi antrean berlapis yang menggunakan dua ruas jalan di luar pelabuhan sepanjang 2 kilometer. Christopher mengatakan, antrean berlapis tersebut merupakan kendaraan pribadi sebelum masuk ke buffer zone.
” Jadi itu yang kita ukur hanya truk saja yang sampai 2,4 kilometer, yang berlapis itu 2 kilo tapi itu belum kita masukkan ke buffer zone karena masih ada alat-alat berat di sana yang melakukan percepatan pengerasan lahan. Setelah sebagian area sudah dikerasin baru sebagian ( kendaraan ) sudah kita masukin,” terangnya.
Dikatakannya, jika melihat luasnya area buffer zone yang ada, semua kendaraan mobil pribadi sebenarnya bisa tertampung di situ. Sedangkan truk memang tidak bisa karena kontur tanah di area tersebut tidak cukup keras untuk menahan kendaraan logistik bermuatan berat.
Disamping itu, buffer zone 2 yang telah disiapkan Pemda Bangka Barat di area sekitar pelabuhan sebagai penampung cadangan tidak digunakan.
Agar padatnya antrean kendaraan tidak terulang pada tahun – tahun berikutnya, pihak ASDP berencana menyediakan buffer zone di luar kawasan Pelabuhan Tanjung Kalian. Menurut dia hal itu lebih efektif untuk mengurai rumitnya antrean.
” Ini juga jadi bahan evaluasi kita, misalnya buffer zone ada disini satu dan satu lagi di daerah Pal 2. Tapi penumpang sudah diberikan nomor antre ada tiketnya validasi dan lain sebagainya, jadi dia datang ke sini bisa langsung bisa masuk ke kapal. Sama – sama itu bisa jadi bahan evaluasi kita,” ucap Christoper. ( SK )