PANGKALPINANG – Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rina Tarol, melontarkan kritik keras terhadap manajemen Bank Sumsel Babel dalam Rapat Dengar Pendapat bersama jajaran legislatif.
Rina menyoroti ketimpangan perlakuan Bank Sumsel Babel terhadap Provinsi Bangka Belitung, yang dinilai tak mendapatkan perlakuan setara dibandingkan wilayah lain.
“Provinsi ini seperti diperlakukan sebagai anak tiri. Dana kita besar di bank ini, tapi manfaatnya sangat minim dirasakan masyarakat,” ujar Rina tegas, Senin (7/7/2025).
Ia mempersoalkan transparansi penggunaan anggaran, terutama terkait biaya operasional yang tercatat mencapai Rp860 miliar dan biaya promosi sebesar Rp62 miliar.
Menurutnya, rincian penggunaan dana-dana tersebut tidak pernah disampaikan secara terbuka.
“Ini bukan jumlah kecil. Tapi manfaatnya ke masyarakat Babel apa? Kami tidak melihat gaung promosi yang sepadan dengan dana sebesar itu,” ucapnya.
Rina juga mengungkapkan kekhawatiran adanya praktik yang tidak wajar dalam pengelolaan kredit, termasuk kebijakan bunga pinjaman yang lebih rendah dari BI Rate dan penyaluran kredit ke wilayah di luar Babel seperti Lampung dan Jambi. Bahkan, ia menyebut ada 46 debitur bermasalah yang berasal dari koperasi di luar daerah.
“Kenapa justru koperasi di luar provinsi yang dapat fasilitas, sementara di sini banyak pelaku usaha yang kesulitan akses pembiayaan?” tanyanya.
Lebih jauh, ia menyoroti laporan keuangan bank yang mencantumkan komponen biaya lain-lain nyaris menyentuh Rp1 triliun tanpa rincian yang jelas.
“Kami ingin tahu, biaya lain-lain sebesar itu digunakan untuk apa? Ini berpotensi jadi celah untuk menekan deviden yang seharusnya masuk ke daerah,” tegasnya.
Rina juga menyampaikan keluhan dari pelaku Bank Perkreditan Rakyat di Babel yang merasa dipinggirkan dan tidak mendapat dukungan yang memadai dari Bank Sumsel Babel, khususnya dalam akses Kredit Usaha Rakyat.
“BPR kami berjuang keras untuk bisa salurkan KUR, tapi seperti tidak dilirik. Sementara Bank Sumsel justru mengalirkan dana ke luar,” tuturnya.
Rina menegaskan pentingnya pengawasan dan perhatian serius dari pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, terhadap pengelolaan Bank Sumsel Babel agar benar-benar berorientasi pada kepentingan masyarakat.
“Bank ini harus dikembalikan pada fungsinya untuk rakyat, bukan menjadi alat kepentingan pihak tertentu,” pungkasnya. (inpost.id)
Babel Jangan Hanya Jadi Ladang Dana
