BANGKA BARAT – Bimbingan teknis membaca nyaring yang diselenggarakan Perpusda Bangka Barat selama 3 hari, resmi berakhir dan ditutup Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bangka Barat, Farouk Yohansyah, Kamis (13/3/2025).
Bimtek membaca nyaring digelar bagi guru PAUD, TK, SD, orangtua, pustakawan dan penggiat literasi di Bangka Barat.
Menurut Farouk Yohansyah, penutupan bimtek dilakukan usai menghadirkan pegiat literasi, pustakawan, tenaga perpustakaan umum kabupaten/desa, tenaga perpustakaan sekolah dan pengelola perpustakaan di hari ketiga.
Farouk mengatakan, pembudayaan kegemaran membaca menurut Undang-Undang Perpustakaan, dapat dilakukan melalui tiga satuan, yakni keluarga, pendidikan dan masyarakat.
“Saat ini kita melakukan bimtek gerakan pembudayaan membaca. Salah satu kegiatan gerakan pembudayaan membaca yang dilakukan adalah melalui kegiatan membacakan nyaring (Read Aloud). Tujuannya menjadikan kegiatan membacakan nyaring sebagai salah satu kegiatan utama pada program perpustakaan untuk menumbuhkan minat baca,” kata Farouk.
Dengan kegiatan seperti ini, ada peningkatan keliterasian dan budaya baca di Kabupaten Bangka Barat, maka dorongan dari partisipasi berbagai elemen masyarakat sangat diperlukan untuk berperan dalam peningkatkan keliterasian dan budaya baca masyarakat.
Dia berharap melalui literasi akan tercipta masyarakat berpengetahuan, inovatif, kreatif dan berkarakter. Itulah sebabnya budaya literasi merupakan hal yang sangat fundamental.
“Kami harap hasil dari bimtek membacakan nyaring dijadikan model yang dapat ditularkan di tempat kerja, keluarga dan masyarakat, sehingga tingkat kegemaran membaca di lingkungan kita meningkat,” harapnya.
Di kesempatan yang sama, Runi Alcitra Amalia, selaku Pustakawan Ahli Madya Dinas Kearsiapan dan Perpustakaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengatakan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, dibutuhkan SDM dengan kecakapan literasi yang baik.
Dari data yang ada kata Runi, hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia yang rajin membaca, dan hanya 0,33 buku yang tersedia untuk setiap orang di Indonesia,
“Ini sangat jauh dari standar UNESCO yang 3 buku untuk per orang. Sedangkan Indonesia rangking ke-2 dunia jumlah perpustakaan terbanyak di dunia. Hal ini cukup miris bagi bangsa kita, perpustakaan kita banyak tapi tingkat kegemaran membaca masih rendah,” tuturnya.
Selain program TPBIS, Perpusnas juga melakukan kegiatan pelatihan/bimtek penggerak budaya baca dan literasi melaui kegiatan membacakan nyaring.
“Apa yang harus dilakukan orang tua agar anak senang membaca? Yaitu dengan memfasilitasi anak dengan bahan bacaan dan menyediakan buku, membacakan buku,” terang Runi.
Kegiatan membacakan buku kepada anak (audiences), kata Runi dapat dilakukan dengan membacakan nyaring, karena manusia menyukai hal-hal yang menyenangkan. Membacakan nyaring dapat dilakukan sedini mungkin dimulai dari lingkungan keluarga.
Ketua Komunitas Literasi Menumbing Bangka Barat Edwin Agustin, mengatakan bimtek membaca nyaring dirasakan pihaknya sangat bermanfaat dan membantu dalam menggerakan literasi baik di sekolah dan masyarakat.
“Kegiatan ini membantu pendidik, orang tua dan penggiat literasi dalam memahami konsep membacakan nyaring. Materi yang disampaikan jelas dan mudah dipahami, karena pembelajaran disertai dengan praktik, dan menginpirasi kami untuk berimajinasi saat membacakan cerita,” bebernya.
Sebelumnya Bimtek Membaca Nyaring digelar DPK Bangka Barat dari tanggal 11 hingga 13 Februari 2025.
Kegiatan bersumber dari Dana Alokasi Khusus Perpustakaan Nasional tahun 2025 ini, dibagi menjadi 3 hari pelaksanaan.
Untuk hari pertama Bimtek Membaca Nyaring untuk guru PAUD/TK dan SD, hari kedua untuk orang tua, dan hari ketiga untuk pustakawan / pegiat literasi.
Kepala DPK Bangka Barat Farouk Yohansyah diwakili Kabid Pembinaan Perpustakaan Babar, Eka Oktawianto, mengungkapkan kegiatan ini adalah amanat Perpustakaaan Nasional dalam meningkatkan literasi masyarakat dan gerakan pembudayaan kegemaran membaca di masyarakat.
“Diharapkan nantinya bapak/ibu yang hari ini mengikuti bimtek bisa menjadi penyambung lidah ke peserta didiknya di sekolah masing-masing,” harap Eka.
Eka minta kepada para guru, nantinya pada saat mengajar hasil bimtek ini disampaikan ke peserta didik, bagaimana teknik dan cara membaca nyaring yang benar serta menyenangkan, sehingga literasi peserta didiknya terbuka.
Dikatakan Eka, pemateri pada kegiatan ini Runi Alcitra Amalia, Plt Kabid Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan, dan Riza Mulawarman, seorang pegiat literasi.
“Diharapkan peserta mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh sampai selesai. Di akhir sesi kegiatan setiap kelompok harus mempraktekkan cara membaca nyaring,” imbuhnya.
Runi Alcitra selaku narasumber menjelaskan, read aloud atau membaca nyaring bisa dimulai dari lingkungan keluarga.
Read aloud adalah aktivitas yang sederhana, orang tua bisa menyisihkan sedikit waktunya untuk membacakan cerita kepada anak-anak secara rutin. Hal ini bisa berdampak anak terbiasa mendengar, mau membaca dan akhirnya bisa membaca.
Seperti itu juga di lingkungan sekolah, guru-guru bisa mempelajari teknik membaca nyaring seperti intonasi, mimik wajah untuk menjelaskan sesuatu hal supaya bisa dimengerti dan dipahami dengan baik oleh anak-anak.
“Perpustakaan sebagai tempat untuk memfasilitasi berbagai kegiatan, memiliki koleksi buku yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan membaca nyaring. Kegiatan read aloud ini merupakan salah satu kegiatan prioritas di perpustakaan,” papar Runi.
Kepala TK Negeri Sejiran Setason Sumarni menyebut kegiatan ini sangat bermafaat bagi sekolah, karena dapat menjadikan guru sebagai nara sumber di sekolah masing-masing, dan dapat saling sharing antara guru yang satu dengan lainnya.
“Kami sangat senang, karena bimtek ini bisa menambah wawasan guru bagaimana menggunakan teknik yang benar dalam penyampaian literasi kepada anak-anak didik, sehingga anak-anak akan paham yang disampaikan oleh guru. Kemudian memotivasi anak-anak untuk gemar membaca dan meningkatkan literasi anak,” ucapnya. (SK)
Sumber: portaldutaradio.com
Bimtek Membaca Nyaring Perpusda Bangka Barat Ditutup
