PANGKALPINANG – Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang merilis data terbaru perkembangan ekonomi dan inflasi periode Juni serta triwulan I tahun 2025.
Dari laporan tersebut, inflasi Kota Pangkalpinang terjaga pada level rendah dan terkendali, sementara pertumbuhan ekonomi mencatatkan angka positif secara tahunan.
Pada Juni 2025, inflasi year-on-year (y-on-y) Kota Pangkalpinang tercatat sebesar 0,96 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,91. Angka ini menunjukkan stabilitas harga yang cukup baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala BPS Kota Pangkalpinang, Dewi Savitri, menyampaikan bahwa penyebab utama inflasi y-on-y adalah kenaikan harga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,12 persen.
“Kelompok ini menjadi penyumbang utama inflasi, terutama dipicu oleh kenaikan harga beberapa komoditas pangan. Namun secara keseluruhan, inflasi masih dalam kategori rendah dan terkendali,” ujar Dewi dalam konferensi pers yang digelar di ruang rapat BPS Pangkalpinang, Senin (1/7/2025).
Dewi menjelaskan, selain kelompok makanan, kelompok lain yang turut menyumbang inflasi adalah pakaian dan alas kaki (0,74 persen), perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,48 persen), serta kelompok transportasi (1,24 persen). Sementara itu, kelompok pendidikan justru mengalami deflasi cukup dalam sebesar -9,12 persen.
Secara bulanan (month-to-month), inflasi Pangkalpinang hanya tercatat sebesar 0,02 persen. Sedangkan inflasi dari awal tahun (year-to-date) hingga Juni 2025 mencapai 1,03 persen.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Pangkalpinang triwulan I 2025 menunjukkan performa kuat. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tumbuh sebesar 8,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun secara triwulanan (quarter-to-quarter), ekonomi mengalami kontraksi sebesar -3,15 persen.
“Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor industri pengolahan dan konstruksi dengan kenaikan hingga 38,85 persen. Ini mencerminkan pergerakan positif di sektor sekunder, meskipun sektor lainnya tumbuh lebih moderat,” jelas Dewi.
Dari sisi struktur ekonomi, sektor tersier seperti perdagangan dan jasa masih menjadi tulang punggung ekonomi Pangkalpinang dengan kontribusi 67,59 persen terhadap total PDRB.
Sementara itu, dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan sebesar 1,71 persen. Namun konsumsi pemerintah tercatat menurun signifikan sebesar -4,94 persen, diikuti penurunan investasi (PMTB) sebesar -1,71 persen.
Sekretaris Daerah Kota Pangkalpinang, Mie Go, yang hadir dalam acara tersebut, memberikan apresiasi atas data yang disajikan BPS. Ia menekankan bahwa statistik memiliki peran penting sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan daerah.
Menurutnya, perencanaan pembangunan berbasis data menjadi keniscayaan untuk memastikan program pemerintah berjalan tepat sasaran dan memberi dampak nyata bagi masyarakat.
Kegiatan rilis data ini juga dihadiri oleh Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan, serta perwakilan dari Dinas Bapperida, Dinas Koperasi, Perdagangan dan UMKM, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, serta Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pangkalpinang. (inpost.id)
BPS Kota Pangkalpinang Rilis Data Terbaru
