HEADLINEHUKRIM

Cerita Mamat dan Dadang Soal Kronologis Pemukulan Wartawan

130
×

Cerita Mamat dan Dadang Soal Kronologis Pemukulan Wartawan

Sebarkan artikel ini
Dadang, pemilik warung di dermaga nelayan Dusun Tanjung Batu.

BANGKA – Mamat, salah satu panitia tambang di Teluk kelabat, menceritakan kronologis terjadinya pemukulan terhadap wartawan media online, Abdul Rais dan 2 orang temannya pada hari Kamis malam pekan lalu di Dermaga Nelayan Dusun Tanjung Batu, Kecamatan Belinyu.

Usai menerima laporan pengaduan dari Abdul Rais, kasus tersebut kini sedang dalam penyelidikan Polsek Belinyu.

Menurut Mamat, awal Abdul Rais bersama 2 orang temannya datang ke pondok milik Dadang. Sementara dia bersama penambang lainnya baru pulang dari laut, tiba di dermaga sekira pukul 19.30 WIB.

“Jadi mobil itu sampai di situ (seraya menunjukkan tempat parkir), orang itu langsung ke tempat Dadang. Saya lihat mereka ngobrol sama Dadang, terus saya dekati. Karena saya dekati, Dadang masuk ke dalam warung. Jadi saya salami, saya kira badan tegap itu petugas,” ungkap Mamat didampingi Kadus Tanjung Batu, Ismail, Senin (15/5).

Lanjut Mamat, antara mereka sempat terjadi percakapan. Dia sempat menanyakan Abdul Rais dan temannya dari mana? Dan menanyakan tujuannya datang ke tempat itu? Namun kata Mamat, Abdul Rais selalu berbicara dengan nada tinggi.

“Saya bilang, Pak, kau ini ngegas terus. Langsung dia berdiri, kemudian menyuruh 2 orang temannya menahan penambang yang baru tiba di dermaga membawa timah. Setelah itu saya ke belakang mobil untuk menemui 2 orang temannya tadi, menanyakan mengapa mereka hendak menahan penambang yang baru pulang?” terangnya.

Karena kondisi pada malam hari, dan penambang yang pulang sudah ramai, Mamat mengaku tidak mengetahui siapa saja yang melakukan pemukulan?

“Kalau siapa yang melakukan pemukulan saya tidak tahu, karena saya posisi saya sudah tidak di situ. Kejadiannya juga malam, penambang pun sudah naik semua, jadi sudah ramai,” kata dia.

Mamat menuturkan, dia sudah beberapa tahun bekerja sebagai ojek laut menggunakan speed boat yang melakukan antar jemput penambang timah dari dan menuju Pos Pam atau ke ponton TI Apung di Teluk Kelabat.

“Mungkin sudah ratusan media (wartawan-red) yang datang kesini, dan rasa-rasanya saya masih hafal mukanya, tidak ada kayak begitu. Mereka datang disambut baik, ditawari kopi, ditawari makan minum, ngobrol selayaknya tamu lah,” beber dia.

Sementara dengan Abdul Rais, sambung Mamat, awalnya tidak ada masalah. Tapi karena bicaranya selalu dengan nada tinggi, sehingga pikirannya agak panas.

“Kejadian itu sekitar jam 8 (malam) kurang sedikit. Karena saya pulang dari Pos Pam itu hampir setengah jam gitu,” tukasnya.

Senada dikatakan Dadang. Awal mula Abdul Rais dan 2 orang temannya datang ke tempat dia, yang saat itu sedang duduk di pondok warung miliknya.

“Saya tanya, dari mana Pak? Dia jawab dari media. Kemudian saya tanya tujuannya ke sini mau apa? Dijawab mau berkawan. Setelah itu omongan dia tidak saya gubris lagi,” cerita Dadang.

Abdul Rais kemudian bertanya tentang kolektor yang membeli timah di situ. Namun dijawab Dadang tidak tahu, karena tidak ada yang beli timah di sini.

“Tidak lama dia datang, saya tawari kopi. Setelah itu datanglah rombongan Mamat,” ujarnya.

Dadang membenarkan soal tata bahasa Abdul Rais yang selalu bicara dengan nada tinggi.

“Sama saya juga bertanya itu agak membentak. Apakah itu memang bawaan pribadi dia? Kita nggak tahu juga, intinya arogan lah,” kata Dadang.

Dadang membenarkan Abdul Rais dan temannya sempat menunjukkan identitas diri sebagai wartawan. Namun dia lupa nama media yang disebutkan, karena memang kurang familiar dengan media tersebut.

“Saya tanya dari media mana? Dijawab ada yang dari Pangkalpinang, ada yang dari Belinyu, ada yang dari Sungaiiliat,” bebernya.

“Kepada pihak media kalau mau meliput, jangan sampai arogan gitulah. Sopan santun dipakai, dan jangan sampai melanggar etika jurnalistik,” imbuh dia.

Dikonfirmasi terpisah, Abdul Rais yang baru pulang dari Polsek Belinyu, membantah cerita Mamat soal kronologis kejadian. Ia pun lalu menceritakan kronologis versi dia secara panjang lebar.

Ketika ditanya apakah informasi yang disampaikan sama dengan keterangannya di hadapan penyidik Polsek Beliyu? Abdul Rais pun mengiyakan hal itu.

“Intinya yang saya sampaikan ke Abang kemarin dan hari ini, sama dengan yang saya sampaikan di Polsek Belinyu, tidak mengurang atau menambah,” demikian Abdul Rais. (Romlan)