HEADLINEPANGKALPINANG

Di Depan Ribuan Buruh, Walikota: Saya Awalnya Bukan Siapa-siapa

70
×

Di Depan Ribuan Buruh, Walikota: Saya Awalnya Bukan Siapa-siapa

Sebarkan artikel ini

PANGKALPINANG – Walikota Pangkalpinang, Maulan Aklil, menyebut dirinya merasakan apa yang dirasakan oleh buruh. Sebab, ia terlahir dari kesederhanaan, berangkat dari keluarga yang pada awalnya bukan siapa-siapa.

Hal itu disampaikan Maulan Aklil di depan ribuan buruh, saat menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day yang digelar di Taman Sari Pangkalpinang, Senin (1/5) pagi.

“Di depan saya ini adalah saudara saya. Ayo buang sifat iri dengki, mari kita bersatu untuk kesejahteraan masyarakat Bangka Belitung. Saya awalnya bukan siapa-siapa, jadi saya merasakan apa yang bapak ibu rasakan,” ungkap Maulan Aklil disusul dengan tepuk tangan riuh ribuan buruh.

Pria yang akrab disapa Bang Molen itu menyampaikan salam hormat kepada Ketua KSPSI Bangka Belitung, Darusman Aswan.

Ia mengaku sebagai saksi hidup bagaimana perjuangan Darusman Aswan sebagai Ketua KSPSI Bangka Belitung, untuk memperjuangkan hak-hak buruh tanpa pamrih.

“Saya mau meneteskan air mata mendengar orasi abang saya, Pak Darusman. Saya saksi hidup, empat tahun lebih jadi Walikota Pangkalpinang, Pak Darusman inilah yang memperjuangkan nasib para buruh,” bebernya.

Bang Molen menambahkan, Bangka Belitung sangat membutuhkan figur-figur yang seperti Darusman Aswan, Ketua KSPSI Bangka Belitung saat ini.

“Kita Bangka Belitung mau jadi apa, Bangka Belitung bangkit, harus maju. Saya lillahi ta’ala mendukung perjuangan Pak Darusman. Ayo solid ,tunjukkan buruh di Bangka Belitung ini menyatu pak,” kata dia.

Demi kecintaannya pada Bangka Belitung, Bang Molen meminta buruh dan pekerja untuk menyatu serta merapatkan barisan. Ia ingin masyarakat Bangka Belitung memiliki marwah.

“Ayo dong semua rapatkan barisan. Saya ini saksi hidup, terserahlah orang menilai Molen ini bagaimana? Saya sama dengan Pak Darusman, saya ingin masyarakat Bangka Belitung punya marwah,” tegas dia.

Sementara Darusman Aswan menyebut May Day merupakan suatu momentum buruh untuk bersama-sama mensukseskan eksistensi buruh di Bangka Belitung. Menurutnya, May Day ini diperingati hampir di seluruh penjuru dunia.

“Buruh adalah bagian dari pilar pembangunan, bagian yang harus dipikirkan oleh negara. Secara historis, May Day tidak ujuk-ujuk, tapi ada perjuangan terutama di negara-negara barat yang menuntut untuk kerja 8 jam. Kita bersyukur sudah menikmati itu,” ungkap Darusman.

Dikatakan Darusman, peringatan May Day kali ini euforianya sangat besar di banding peringatan May Day tahun-tahun sebelumnya di era reformasi. (Hendrik)