HEADLINEOPINIPILKADA

Dialokasikan Untuk Proyek Penting

113
×

Dialokasikan Untuk Proyek Penting

Sebarkan artikel ini
Dr. M. Arief Noor, M.M,MPd, Lahir di Toboali – Bangka Belitung, 13 Mei 1976. Pendidikan: S1 Manajemen. SIEBI Jakarta lulus tahun 2007; S2 Magister Manajemen STIE Ganesha, lulus tahun 2010, S2 Magister Pendidikan, UHAMKA Tahun 2017, S3 Dokter Ilmu Ekonomi, FEB Universitas Borobudur Jakarta lulus tahun 2021. Pekerjaan: Dosen Tetap STIE Ganesha sejak tahun 2021 – sekarang. Pengalaman Kerja: Kepala Sekolah SMK Nusantara Tahun 2013 -2021; Wakil Ketua I STIE Gansha, tahun 2022 – 2024; Kepala Program Studi Magister STIE Ganesha, tahun 2024 – Sekarang.

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2021 memutuskan untuk meminjam dana sebesar Rp 235,95 miliar dari PT Sarana Multi Infrastruktur. Langkah ini diambil untuk mempercepat pembangunan di wilayah tersebut, khususnya dalam beberapa sektor penting.

Dana pinjaman tersebut dialokasikan untuk berbagai proyek pembangunan, antara lain pembangunan jalan, pengadaan alat kesehatan di RSUP Bangka Belitung, serta pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan. Proyek-proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur di Babel.

Keputusan untuk meminjam dana ini telah memberikan dampak positif bagi Babel. Menurutnya, peningkatan infrastruktur yang terjadi memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat.

Infrastruktur strategis seperti RSUP Babel dan pengembangan jalan telah memperbaiki akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dan transportasi. Hal ini menunjukkan dampak positif dari dana pinjaman tersebut terhadap kualitas hidup masyarakat setempat.

Selain itu, pembangunan pelabuhan ikan diharapkan dapat mendukung aktivitas ekonomi nelayan dan sektor perikanan, yang pada gilirannya akan mengembangkan ekonomi lokal. Langkah ini dinilai sebagai upaya strategis untuk menggerakkan perekonomian daerah.

Arief menambahkan, percepatan pembangunan proyek vital dapat direalisasikan lebih cepat dengan adanya dana pinjaman ini, dibandingkan jika hanya mengandalkan dana APBD. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mempercepat pembangunan daerah.

Sekedar tambahan informasi, Pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional tahun 2020/2021 sebesar Rp 235,95 miliar untuk Provinsi Bangka Belitung dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Persero saat Erzaldi Rosman menjabat sebagai gubernur, tiba-tiba diangkat saat Pilkada 2024.

Untuk diketahui, sampai tahun 2024 ini, PT SMI telah memberi pinjaman kepada pemerintah daerah sekitar Rp39 triliun. Ada berapa pemerintah daerah yang meminjam dana pembangunan ke SMI? Ada 93 di seluruh Indonesia.

Menurut data dari kementerian Dalam Negeri, saat program ini pertama digulirkan, ada 124 pemda yang mengajukan proposal. Bahkan Jawa Barat dan Banten sebagai salah dua provinsi dengan PAD terbesar juga memanfaatkan fasilitas PEN SMI ini.

Jabar Rp 4 triliun dan Banten Rp 4,1 triliun. Sementara Sumatera, total porsi dari pinjaman PEN sekitar 10% atau Rp 3,9 triliun. Babel (sekali lagi) hanya Rp 235,95 miliar atau nol koma sekian persen.

Mengapa banyak daerah yang mengajukan? Ini karena ekonomi tahun 2020 terdampak COVID-19. Tahun 2020, postur APBD sebagian daerah mengalami penurunan, bahkan ada beberapa yang defisit. Termasuk Babel sendiri.

PAD Babel turun akibat dampak Covid-19 dan Dana Bagi Hasil juga turun karena penurunan ekspor timah, sehingga APBD defisit. Maka pertimbangan dari beberapa pihak, termasuk dengan wakil rakyat, disetujui untuk mengambil fasilitas pinjaman PEN dari SMI.

Mengapa minjamnya ke SMI? SMI itu adalah BUMN yang berada di bawah Kementrian Keuangan, yang diberi misi khusus untuk pembiayaan pembangunan.

Perusahaan ini diberi mandat oleh pemerintah pusat sebagai katalis untuk mempercepat Pembangunan nasional. Bentuknya LKBB alias Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jadi SMI ini representasi pemerintah, bukan swasta.

Tahun 2020 itu gegara COVID-19, Kementrian Keuangan menggulirkan apa yang disebut sebagai Program PEN, supaya Pemda yang dilanda kesulitan finansial dalam Pembangunan infrastruktur tetap bisa membangun dengan bantuan dana dari Pusat.

Selama ini di pusat itu ada Dana Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum dan lain-lain yang disalurkan ke daerah tiap tahun. Nah, fasilitas PEN ini diberikan kepada daerah yang nilainya langsung gede di awal, supaya bisa bangun infrastrutur yang nanti dicicil dari potongan dana DAU tiap tahun tadi.

Penyaluran PEN ke Pemda itu memiliki dasar hukum yakni Peraturan Menteri Keuangan 105/PMK.07/2020, yang diamandemen oleh PMK 179/PMK.07/2020 dan diamandemen oleh PMK 43/PMK.07/2021.

Waktu program PEN ini digulirkan tahun 2020/2021, SMI juga punya prioritas. Fokus prioritas waktu itu ke infrastruktur (jalan, jembatan dan lain-lain), fasilitas kesehatan (rumah sakit dan faskes lainnya), sumber daya air, dan lain-lain.

Dan yang dibangun Pemprov Babel dari dana pinjaman PEN SMI ini sesuai dengan prioritas tersebut. Dana Rp 235,95 miliar itu dibangun untuk fasilitas kesehatan di RSUD Ir Soekarno, pembangunan dan pelebaran fasilitas jalan di seluruh Babel (termasuk di Bangka Selatan, salah satunya pelebaran Jalan Air Gegas–Bedengung, Bedegung-Batu Betumpang) dan PPI Sungai Baturusa.

Tahun 2021 itu ekonomi Babel tumbuh 5,05%, tertinggi se-Sumatera pada saat Covid-19. (*)

Tinggalkan Balasan