BANGKA SELATAN – Tokoh agama Kabupaten Bangka Selatan, H. Andi Kusuma meminta kepada Pemerintah Daerah setempat untuk tanggap terhadap persoalan rencana penambangan timah jenis Ponton Isap Produksi di laut Merbau, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan.
‘’Pemda harus temui masyarakat nelayan, dan tanggap terhadap masalah yang ada, jangan dibiarkan,” tegasnya kepada wartawan, Kamis (02/06/22).
Menurut Andi Kusuma yang akrab disapa H. Keling ini, Pemda Bangka Selatan harus mampu melihat apa yang terjadi dilapangan, dan harus mampu mengantisipasi setiap permasalahan yang ada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Apalagi, lanjutnya, saat ini masyarakat nelayan menolak rencana aktivitas Ponton Isap Produksi mitra PT. TImah Tbk di laut Merbau. Makanya, Pemda harus mampu menjalin komunikasi dengan masyarakat.
“Begitu juga DPRD Bangka Selatan juga harus ambil langkah cepat, jangan melempar masalah ini ke pusat, dan dimana akar masalahnya. Kalau didiamkan begini, akhirnya yang berhadapan aparat dengan masyarakat,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, anggota DPRD Kabupaten Bangka Selatan, Musani meminta semua pihak mewaspadai politik adu domba dalam rencana penambangan timah jenis Ponton Isap Produksi di laut Merbau, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan.
“Saat ini banyak orang melakukan politik adu domba, menyebar fitnah, dan kebencian, ini bahaya karena bisa memecah belah masyarakat, sehingga itu harus diwaspadai. Jangan ciptakan politik adu domba yang memecah belah masyarakat,” ungkapnya kepada Inpost, Jumat (27/05/22).
Lebih lanjut Musani mengatakan, politik adu domba bertujuan menggunting dalam lipatan, demi keuntungan pihak, sehingga membuat masyarakat berselisih sangat berbahaya, apalagi saat rencana penambangan timah jenis Ponton Isap Produksi.
Sehingga politisi Partai Keadilan Sejahtera ini menghimbau, politik adu domba harus dihindari supaya tidak terjadi perselisihan terutama bagi masyarakat, terutama nelayan karena lokasi itu wilayah tangkap nelayan.
“Saya menghimbau kepada PT Timah selaku wilayah izin usaha pertambangan harus juga mengingat penolakan dari masyarakat sekitar yang mayoritasnya nelayan, apalagi PT Timah kan tahu kalau lokasi itu wilayah tangkap nelayan yang sudah berlangsung turun temurun,” harapnya.
Apalagi menurutnya, Kabupaten Bangka Selatan dinilainya selama ini cukup aman karena masyarakat di sini selalu kompak. Oleh karena itu, Musani mengajak semua pihak menjaga suasana kondusif, dan masyarakatnya selalu menjaga ketertiban.
“Saya hampir seumur hidup di negeri ini, jadi tahu kita daerah yang aman, masyarakat yang damai, jangan mau di adu domba oleh pihak lain, hindarilah politik adu domba di negeri,” pungkasnya. (Yusuf)