PANGKALPINANG – Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Sugito, didampingi Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Babel, Dya Perwita melaunching Pencanangan Makan Telur Antisipasi Resiko Anak Stunting (Mata Ranting) Tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2024 di Halaman Kantor Wali Kota Pangkalpinang, Kamis (10/10/2024).
Dikatakan Sugito, penanganan stunting adalah program prioritas nasional dalam rangka menyiapkan generasi penerus yang sehat, tangguh, dan mumpuni sehingga mampu menjawab tantangan bangsa ini di masa depan, dan diperkuat juga dalam Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penanganan Stunting disebutkan bahwa salah satu upaya yang dilakukan adalah pemenuhan gizi dan nutrisi.
“Sehingga apa yang dilakukan pada hari ini menjadi bagian upaya untuk investasi sumber daya manusia menjelang Indonesia emas 2045,” ungkap Sugito.
Jika dikaitkan dengan bonus demografi, dikatakannya sebenarnya ada yang mengatakan bukan di 2045, namun ditahun 2030-2035 itu sudah sudah nampak apa yang dimaksud dengan bonus demografi, yakni pada tahapan tersebut angka usia produktif itu lebih tinggi daripada usia yang non produktif.
“Maka kalau ini tidak dikelola dengan baik akan menjadi permasalahan justru bukan menjadi sebuah bonus yang bernilai positif, malah menjadi beban pengangguran beban dari soal kesehatan maupun kesejahteraan,” paparnya.
Melalui gerakan makan telur antisipasi risiko anak stunting atau mata ranting adalah salah satu upaya Pemprov Babel melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dalam rangka penyediaan protein sebagai bagian dari pemenuhan nutrisi anak-anak terutama dan keluarga pada umumnya.
“Dengan pencanangan gerakan mata ranting saya mengajak untuk menjadikannya momentum untuk memahami bahwa dengan mengonsumsi 1 sampai 2 butir telur setiap hari mampu menjamin ketersediaan protein tinggi bagi anak-anak kita,” tambahnya.
Sugito juga menjelaskan, penyebab stunting tak hanya permasalahan ekonomi, namun juga karena kurangnya pemahaman terkait strunting dan pemenuhan gizi pada ibu hamil dan anak-anak.
Selain itu, tingginya usia perkawinan anak juga masih menjadi salah satu penyebab stunting yang perlu mendapat perhatian semua pihak, termasuk peran tokoh masyarakat yang ikut menyosialisasikan untuk tidak menikah dini.
“Kepada calon pengantin agar melakukan pemeriksaan dan juga tentu ada edukasi pranikah. Juga dari intervensi sensitif yakni dengan menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat karena air ini juga ternyata mempengaruhi dari upaya penanganan stunting itu, dan yang terakhir adalah tentu bagaimana kita menjaga pola makan pada anak itu agar tumbuh dan berkembang secara optimal,” pungkasnya.
Dengan dukungan masyarakat dan semua stakeholder yang terlibat dirinya yakin dapat secara signifikan meningkatkan tingkat kesehatan keluarga yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan anak-anak kita lebih baik sehingga tidak ada lagi kasus stunting di wilayah Kepulauan Babel.
Sementara itu, salah satu penerima bantuan telur ayam yakni Venty ibunda dari ananda Azriel (3 tahun) dari Posyandu Kamboja Kelurahan Lontong Pancur, merasa bersyukur dengan adanya launching Mata Ranting ini.
Menurutnya kegiatan ini sangat positif, dan ia berharap ke depannya anak-anak khususnya di Bangka Belitung dapat terpenuhi kebutuhan gizinya agar menjadi generasi penerus yang sehat, cerdas dan kuat.
Di akhir acara juga dilakukan penyematan selempang Bapak Asuh Anak Stunting kepada Manajer PT Charoen Phokphand Waldinan Munthe, dan juga penyerahan telur secara simbolis oleh Sugito kepada penerima yang mewakili dari Posyandu kecamatan di Kota Pangkalpinang. (*)
Sumber: Dinas Kominfo