PANGKALPINANG — Personil Direktorat Polisi Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung, masih mengupayakan evakuasi kapal tanpa nama atau lazimnya disebut Kapal Hantu, dari hutan bakau daratan Tanjung Jati, Ogan Kemering Ilir, Sumatera Selatan.
Dari foto dan video yang diterima redaksi, nampak anggota Direktorat Polairud Polda Babel bergelut lumpur, saat bergerak ke lokasi untuk melakukan proses evakuasi.
Kapolda Kepulauan Bangka Belitung, Irjen Pol Drs. Anang Syarif Hidayat, M.S.I, mengungkapkan situasi terkini perkembangan penanganan dan proses evakuasi Kapal Hantu tersebut.
Diungkapkan Kapolda, saat ini personil di lapangan sedang membuat jalan, untuk memudahkan proses evakuasi.
“Sampai sekarang masih belum bisa dievakuasi. Jalan lagi kita bikin, kita buat jalan keluarnya. Tapi belum bisa dievakuasi, karena lumpurnya sangat tebal. Jadi sulit untuk nariknya, tapi kita tetap berusaha untuk evakuasi,” ungkap Kapolda dikonfirmasi via sambungan ponselnya, Rabu (9/6) malam.
Disinggung estimasi waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi, Kapolda menyatakan hal itu tidak bisa diprediksi.
“Kalau berhadapan dengan alam, waktu tidak bisa kita memprediksi,” ujarnya.
Dijelaskan Kapolda, setidaknya ada belasan orang personil yang disiagakan di lokasi, termasuk personil yang ada di KP Bintern milik Baharkam Mabes Polri.
“Banyak juga, ada 12 atau 15 orang gitu. (Personil) Kapal Mabes itu mencari barang bukti, karena dia gak bisa merapat juga, karena dangkal di situ. Kapal Mabes itu kan besar, jadi gak bisa sembarangan mepet-mepet ke laut itu. Kapal besar gitu kandas dia,” bebernya.
Kapolda juga memastikan, logistik untuk personil di lapangan yang sedang berupaya mengevakuasi barang bukti Kapal Hantu itu tidak ada masalah.
“Logistik diangkut pakai Helikopter, ada kapal juga yang standby di sana. Jadi untuk suplai logistik tidak ada masalah,” kata dia.
Kapolda mengimbau kepada Nakhoda dan anak buah kapal tanpa nama tersebut, untuk menyerahkan diri kepada Kepolisian terdekat.
“Kita berharap mereka menyerahkan diri kepada Kepolisian. Mau di Sumatera Selatan boleh, di Lampung boleh. Di manapun gak ada masalah lah bagi kita, agar lebih jelas ini (dugaan kasusnya). Ini spekulasinya luar biasa. Sekarang informasinya macam-macam yang dibawa mereka? Kenapa terus mereka lari? Terlalu rumit spekulasinya. Daripada banyak spekulasi dan tuduhan macam-macam, sebaiknya menyerahkan diri aja,” demikian Kapolda.
Terpisah, Direktur Direktorat Polisi Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung, Kombes Pol Mochamad Zainul, S.I.K, M.H mengungkapkan, proses evakuasi Kapal Hantu itu dipimpin Kasubdit Gakkum, AKBP Toni Sarjaka, bersama puluhan personil yang ditugaskan, termasuk KP Bintern milik Baharkam Mabes Polri.
“Yang mimpin (proses evakuasi) Kasubdit Gakkum,” ungkap Kombes Pol M. Zainul, Rabu malam.
Zainul membeberkan, dengan dibantu masyarakat nelayan setempat, upaya evakuasi Kapal Hantu dengan cara membuka jalan terlebih dahulu, baru kemudian ditarik.
“Untuk proses evakuasi, anggota di lapangan dibantu masyarakat nelayan setempat. Sudah sudah coba tarik, tapi belum bisa, masih tidak mau bergerak,” bebernya.
Dikabarkan sebelumnya, personil Direktorat Polisi Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung, melakukan pengejaran sebuah kapal tanpa nama atau lazimnya disebut Kapal Hantu, yang diduga membawa muatan ilegal, Sabtu (5/6).
Pengejaran dan penangkapan Kapal Hantu itu dipimpin langsung oleh Wakil Direktur Polisi Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung menggunakan Helikopter BKO Direktorat Polairud Baharkam Polri.
Berdasarkan data yang diterima redaksi, Sabtu pagi, tanggal 5 Juni 2021 sekitar pukul 06.30 WIB, telah diterima informasi dari masyarakat nelayan di perairan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, bahwa adanya aktifitas kapal tanpa nama yang melintas dengan kecepatan tinggi, diduga membawa muatan illegal.
Menindaklanjuti informasi tersebut, Wadirpolairud Polda Babel, AKBP Irwan Nasution dan IPTU Asmadi, melaksanakan koordinasi dengan Pilot Helikopter BKO Mabes Polri.
Setelah breafing, AKBP Irwan Nasution beserta tim berangkat menggunakan Helikopter menuju Pulau Masapari, di Perairan Bangka Selatan.
Saat Helikopter melintasi Perairan Pulau Nangka, Kecamatan Sungai Selan, Kabupaten Bangka Tengah, terdeteksi dan terpantau secara visual satu unit kapal yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Pilot lalu mengarahkan Helikopter mendekati kapal tersebut, dan ternyata kapal tersebut adalah benar kapal yang diduga membawa muatan illegal.
Imbauan agar Nakhoda menghentikan kapal tersebut diabaikan. Personil Helikopter lalu memberikan tembakan peringatan ke arah haluan kapal, namun tidak diindahkan oleh Nakhoda.
Tembakan selanjutnya diarahkan dan mengenai badan kapal, namun tetap tidak diindahkan, dan kapal tetap melaju dengan kencang.
Saat pengejaran, terlihat adanya salah satu Abk kapal cepat tersebut membuang sesuatu ke lautan. Personil kembali memberikan tembakan ke arah kapal, namun nakhoda malah mengarahkan kapalnya ke wilayah Pantai Sumatera, dan menabrakkan kapalnya ke hutan bakau yang ada di Tanjung Jati, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya pada titik koordinat akhir berhentinya kapal ( S 02.58′.57,3″
E 106.02′.05,0″ ).
Setelah kapal berhenti karena menabrak kayu-kayu besar didalam hutan tersebut, Nakhoda dan Abk melarikan diri kedalam hutan bakau, sehingga personil melakukan tembakan-tembakan agar mereka berhenti, namun tetap juga tidak diindahkan.
IPTU Asmadi lalu melakukan Heli Jump ke perahu nelayan yang tidak jauh posisinya dari titik kapal cepat tersebut terhenti, tujuannya untuk mengamankan kapal cepat tanpa nama tersebut.
Sekitar pukul 10.00 WIB, kapal tanpa nama atau sering disebut dengan Kapal Hantu itu berhasil dikuasai, namun Nakhoda dan Abk telah melarikan diri.
Tak lama berselang, Kasubdit Gakkum Direktorat Polairud Polda Babel
AKBP Toni Sarjaka bersama tim tiba di lokasi, untuk memberikan dukungan dan membantu mengamankan barang bukti. (Romlan)