BANGKA SELATAN – Kapolda Kepulauan Bangka Belitung, Irjen Pol. Yan Sultra Indrajaya perintahkan Kapolres Bangka Selatan untuk menarik ponton isap produksi atau PIP CV. Timur Ramelau, mitra PT. Timah Tbk ketempat semula di laut Sukadamai, Toboali.
Penarikan 4 unit ponton isap produksi itu terkait penolakan masyarakat dan nelayan rencana beroperasinya tambang pasir timah di perairan laut Merbau, Kelurahan Tanjung Ketapang, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan.
Hal tersebut disampaikan Kapolres Bangka Selatan, AKBP Joko Isnawan dalam pertemuan Bupati Bangka Selatan dengan masyarakat dan nelayan di balai pertemuan nelayan Batu Perahu, pada Jumat (03/06/22) pagi.
“Masalah PIP tadi malam, atas perintah Kapolda agar untuk di tarik kembali ke tempat semula. Namun tadi malam saya dapat info karena PIP tersebut kandas sehingga tidak bisa di tarik, dan hari ini akan di tarik,” kata Joko.
Sementara itu, Ketua DPRD Bangka Selatan Erwin Asmadi dalam pertemuan menghimbau kepada seluruh masyarakat, terutama nelayan agar bersikap bijak, saling menahan diri, berkepala dingin, serta jangan mudah terprovokasi.
“Harapan saya tetap kondusif saja, saling nahan diri dan tetap menyerahkan semua proses kepada Bupati demi terciptanya kedamaian di Bangka Selatan,” pesan Erwin.
Sementara itu, Ketua Nelayan Batu Perahu, Joni Zuhri berharap agar pertemuan dengan orang nomor satu di Negeri Beribu Pesona ini agar Kabupaten Bangka Selatan tetap kondusif.
Ditegaskan Joni, nelayan selama ini berupaya memberikan masukan kepada PT. Timah Tbk selalu wilayah izin usaha pertambangan, bahwa hampir semua wilayah laut di Bangka Selatan dari mulai 0 mil sampai 12 mil telah tetapkan sebagai kawasan pertambangan.
“Selama ini kami minta diberikan ruang agar kami bisa melanjutkan adat dan tradisi kami untuk melaut mencari ikan, agar bantuan dari pemerintah kepada nelayan, petani dan pelaku usaha kuliner selama ini juga tidak sia-sia,” sebutnya. (Yusuf)
