PANGKALPINANG – Sejak memulai masa kepemimpinannya, Walikota Pangkalpinang Maulan Aklil terus menuai pujian dari berbagai kalangan.
Salah satunya yang memuji itu Ketua DPRD Pangkalpinang, Abng Hertza. Menurut dia, Molen, sapaan akrab Maulan Akli, terus membangun dan mempercantik Kota Pangkalpinang.
Selain mempercantik kota, perkembangan iklim investasi di Kota Pangkalpinang saat ini semakin menggeliat. Kota dengan slogan “Beribu Senyuman” ini juga menjadi etalase Bangka Belitung.
Tak bisa dipungkiri, bahwa Kota Pangkalpinang harus terus bergerak membangun menuju kota metropolis.
Sebagai kota yang mengikrarkan sebagai kawasan perdangangan dan jasa, tentu kota ini kian dilirik para pengusaha untuk berinvestasi.
Banyaknya investasi yang masuk. Selain menambah Pendaparan Asli Daerah dan juga dapat menyerap tenaga kerja, sehingga mengurangi angka pengangguran.
Abang Hertza menilai menjelang berakhirnya periode pertama kepemimpinan Maulan Aklil, pembangunan dan perkembangan di wilayah itu sangat signifikan.
“Pembangunan kota itu tidak serta merta seperti membalikkan telapak tangan, kota kita ini tidak sesederhana dulu lagi. Kita menuju kota tumbuh, berkembang dan besar menuju metropolis,” kata Abang Hertza saat dihubungi, Selasa (19/9/2023).
Ia menambahkan, pada masa kepemimpinan Maulan Aklil pembangunan Kota Pangkalpinang begitu pesat, hal itu terlihat dari banyaknya investor yang berinvestasi di Kota Beribu Senyuman ini.
“Banyak investor luar daerah berinvestasi di Kota Pangkalpinang, seperti hadirnya beberapa gerai nasional. Kami DPRD mengapersiasi Walikota Molen dalam menata kota,” ujarnya.
Masih kata Abang Hertza, adanya kritik mengenai Pasar Pagi, ia menilai wajah pasar tersebut sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Namun, terkait menjaga fasilitas umum, kebersihan dan kerapian pasar, tak hanya tugas seorang walikota saja, tetapi seluruh masyarakat juga ikut andil.
“Seorang kepala daerah bukan malaikat yang sempurna, wajar saja. Kalau kritik membangun untuk Kota Pangkalpinang boleh saja,” kata dia.
Kendati demikian, lanjut Abang Hertza, adanya kritik dan saran ini dapat menjadi tantangan bagi walikota untuk menyelesaikan PR tersebut pada periode selanjutnya.
Misalnya seperti pasar burung sudah dilakukan revitalisasi, tinggal pasar lainnya. Mengelola pasar butuh penanganan yang intens, sementara APBD terbatas.
“Adanya pembangunan sarana infrastruktur tentu sangat dibutuhkan kesadaran masyarakat kota untuk bersama-sama merawat. Ibarat rumah, siapa lagi kalau bukan penghuninya sendiri yang ikut menjaga dan merawat,” tutup Politisi PDIP itu. (Dika)