PANGKALPINANG – Personel Unit Gakkum Satuan Polairud Polresta Pangkalpinang mengungkap dugaan penyelewengan BBM bersubsidi jenis solar, Jumat (14/2) pekan lalu.
Kapolresta Pangkalpinang melalui Kasat Polairud, AKP Asmadi, mengungkapkan kasus dugaan penyelewengan BBM bersubsidi itu terungkap setelah personel Unit Gakkum melakukan pembuntutan sebuah mobil dump truck warna kuning dengan Nopol BN 8512 PR.
“Mobil dump truck itu mengangkut muatan BBM jenis solar yang diduga berasal dari SPBN 2811501 PPI Ketapang Kota Pangkalpinang,” ungkapnya.
Lebih lanjut AKP Asmadi menuturkan, pada saat melintasi Jalan Fatmawati Kelurahan Air Salemba, personel Unit Gakkum memberhentikan mobil dump truck tersebut.
Ketika memeriksa muatan, ditemukan susunan jerigen warna biru yang berisikan BBM jenis solar. Setelah diintrogasi, sang sopir mengaku BBM yang berada di jerigen tersebut milik Okta, Manager SPBN PPI Ketapang.
“Dia ngaku hanya sopir saja yang di suruh untuk mengantarkan ke salah satu gudang yang berada di daerah Tua Tunu, total BBM yang berada di dalam jerigen tersebut sebanyak 2,4 ton. Sedangkan solar itu disebutnya milik Okta yang juga manager di SPBN PPI Ketapang,” tuturnya.
Dari pengakuan sopir itu, personel Unit Gakkum lalu membawa mobil dump truck hingga ke gudang yang berada di Jalan Tua Tunu Raya Kelurahan Air Kepala Tujuh, Kecamatan Gerunggang.
Di dalam gudang tersebut personel Unit Gakkum menemukan Tedmon sebanyak 4 buah dan 2 orang laki-laki yang sudah standby di situ.
“Setelah diintrogasi oleh anggota Unit Gakkum, mereka menyebutkan 3 Tedmon tersebut berisikan BBM jenis solar sebanyak kurang lebih 2,6 ton,” jelasnya.
Masih kata AKP Asmadi, atas temuan itu AOD alias Okta (21) yang diduga sebagai pemilik BBM jenis solar sekaligus Manager SPBN 2811501 PPI Ketapang sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Barang bukti yang diamankan 1 unit mobil dump truck Mitsubishi Canter Nopol BN 8512 PR, 90 jerigen plastik yang berisikan BBM jenis solar kurang lebih sebanyak 2.400 liter, 3 buah Tedmon kapasitas 1000 liter yang berisikan BBM jenis solar sebanyak 2.600 liter.
“Jumlah barang bukti solar yang diangkut dan yang ditemukan di gudang kurang lebih sekitar 5 ton,” ujarnya.
Selain itu, juga diamankan 1 buah pompa sedot, 3 buah drum kosong, selang dengan panjang kurang lebih 15 meter dengan ukuran diameter 2 inci, 6 buah surat rekomendasi pengambilan BBM subsidi yang dikeluarkan oleh DKP Kota Pangkalpinang.
“Tersangka ini disangka melanggar Pasal 55 dan atau Pasal 40 angka 9 Undang-Undang RI Nomor 06 tahun 2023 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undnag RI Nomor 02 tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang atas perubahan ketentuan pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas,” bebernya.
“Setiap orang yang menyalahgunakan pengangkutan dan atau Niaga Bahan Bakar Minyak disubsidi yaitu penyimpangan alokasi Minyak Bersubsidi pemerintah dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling tinggi 60 miliyar rupiah,” demikian AKP Asmadi. (R78)
Kronologis Ungkap Kasus Dugaan Penyelewengan BBM Bersubsidi Untuk Nelayan
