HEADLINEPEMPROV BABEL

Masih Dalam Tahap Kajian

90
×

Masih Dalam Tahap Kajian

Sebarkan artikel ini

PANGKALPINANG – Menunjang wacana pembangunan prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Thorium di Pulau Gelasa Desa Berikat, Bangka Tengah, PT ThorCon Power Indonesia memaparkan hasil kajian studi ekologi lingkungan kepada Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, di Rumdin Gubernur Babel, Rabu (29/3/2023).

“Ini masih dalam tahap kajian, pemerintah meminta kita membuat banyak kajian, salah satu kajian itu adalah kajian ekologi lingkungan. Dan kita sudah hampir setahun menyelesaikan kajian di pulau gelasa ini, dan ini sudah selesai untuk hasilnya positif lah. Tentunya ke depan kita akan melakukan AMDAL dan seterusnya, tata ruang, dan proses ini masih panjang,” kata Operasi Thorcon Power Indonesia, Bob S Effendi kepada awak media.

Ia menambahkan, hasil kajian ini menjadi langkah awal atau langkah konkrit dalam proses wacana pembangunan PLTN. Menurutnya, selama dua tahun melakukan kajian, pihaknya sedang mengemas hasilnya menjadi proposal yang akan diberikan ke pemerintah, kemudian diharapkan pemerintah memberikan payung hukum berupa Perpres.

“Dari kajian itu tidak ada dampak yang tidak bisa dimitigasi, intinya gitu, setiap pembangunan itu pasti berdampak, gak mungkin gak berdampak, tapi dari hasil kajian itu semua ada mitigas dan bisa dimitigasi,” ujarnya.

Disinggung mengenai dampak yang berbahaya untuk thorium di bawah laut ini, isu itu langsung ditepis Bob. Menurutnya tidak ada bahaya discarge yang keluar itu hanya panas, sesuai regulasi dari KLHK itu ada batas minimum yang discarge.

“Tapi yang kami kaji panasnya discharge air itu masih dalam batas ambang limit yang di perbolehkan,” jelas dia.

Lanjut dia, saat ini kebijakan pemerintah tentang energi nasional sudah mulai berubah, tahun ini akan diketok. Begitu juga rencana umum energi nasional, RUU energi baru terbarukan serta kebijakan energi nasional semuanya akan dibongkar total.

“Kita pastikan 100 persen nuklir akan menjadi salah satu energi yang dibutuhkan,” harapnya.

Masih kata Bob, saat ini pemerintah sudah menetapkan nuklir menjadi salah satu alternatif energi terbarukan. Ketika pemerintah dunia menetapkan batubara harus ditutup maka pemerintah akhirnya berpikir.

“Apa gantinya maka itulah sebabnya nuklir itu ada rilisnya Sekjen dewan energi nasional usulkan nuklir jadi prioritas energi nasional. 2040 itu pemerintah menetapkan 8 Gigawatt PLTN, 2060 itu 54 Gigawatt,” jelasnya.

Selain itu, kata dia, saat ini 70 persen listrik di Indonesia menggunakan batu bara, begitu juga dengan Babel sendiri masih membutuhkan listrik yang sangat besar yang sumbernya dari PLTU Air Anyer dan PLTD,PLTD lainnya.

“Dunia sudah menetapkan menutup pemakaian batu bara ditahun 2040 nanti secara bertahap, jadi untuk menggantikannya pakai energi apa. Jika kita menggantikan dengan kekuatan baru yang harganya pun harus lebih murah dan ekonomis,” demikian Bob. (Dika)