HEADLINEPANGKALPINANG

Masjid Dan Kelenteng Jadi Situs Budaya Yang Direvitalisasi Polda Babel

83
×

Masjid Dan Kelenteng Jadi Situs Budaya Yang Direvitalisasi Polda Babel

Sebarkan artikel ini

PANGKALPINANG – Kapolda Kepulauan Bangka Belitung, Irjen Pol Yan Sultra Indrajaya bersama dengan Forkopimda Bangka Belitung mengikuti Zoom Meeting Do’a bersama Lintas Agama, Penganugerahan Pemenang Lomba Berkaitan di Bidang Keagamaan dan Revitalisasi Situs Budaya/Agama, Jumat (30/6/23) siang.

Acara yang diikuti seluruh Polda se-Indonesia ini dilaksanakan secara zoom meeting, dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

Untuk Polda Bangka Belitung sendiri, kegiatan dipusatkan disalah satu kelenteng tertua di Babel, yakni Klenteng Kwan Tie Miau Pangkalpinang.

Klenteng Kwan Tie Miau ini merupakan salah satu situs budaya yang menerima revitalisasi dari Polda Bangka Belitung.

Kapolda dalam kesempatan tersebut menerangkan, Klenteng Kwan Tie Miau yang didirikan 18 Desember 1846, masih dipergunakan masyarakat keturunan Tionghoa untuk beribadah.

“Ini merupakan situs budaya harus selalu dijaga dan dilestarikan. Oleh sebab itu, kami melakukan revitalisasi tempat ibadah tersebut,” ungkap dia.

Kapolda menjelaskan, pihakhya merevatilasi Klenteng Kwan Tie Miau ini dalam hal berupa sistem pengamanan, membantu usaha kecil mikro menengah di sekitarnya, memberikan peralatan kebersihan dan lainnya.

Selain itu, Polda Babel juga turut melakukan revitalisasi Masjid Jamik, yang juga merupakan situs budaya yang berada di Kota Pangkalpinang.

Di Masjid Jamik, kata Kapolda, pihaknya turut merevitalisasi berupa sistem pengamanan CCTV, kelengkapan lalu lintas di jalan utama, renovasi tempat kumuh diperkarangan masjid dan lainnya.

“Situs budaya yang kami revitalisasi adalah Masjid Jamik, masjid tertua terbesar di Kota Pangkalpinang, yang hingga saat ini ornamennya tidak berubah mencerminkan budaya Melayu,” jelas dia.

Kapolda juga menuturkan, pihaknya akan berkelanjutan melakukan revitalisasi tempat ibadah lainnya seperti Gereja Maranatha yang berada di titik Nol Kota Pangkalpinang.

Ia menambahkan, masyarakat di Babel ini memiliki tolerasi yang sangat tinggi. Apalagi di Babel memiliki semboyan yang hingga saat ini masih dipatuhi masyarakat baik pribumi asli dan Tionghoa, yakni Tonghin Fan ngin Tjin Tjong, yang artinya semua setara.

“Falsafah ini yang harus ditanamkan kepada semua masyarakat di Babel, supaya daerah ini selalu kondusif,” pungkasnya. (*)


Sumber: Bid Humas