BANGKA SELATAN — Nelayan Batu Perahu, Kelurahan Tanjung Ketapang, Kabupaten Bangka Selatan, Kapal Isap Produksi, Rabu (30/11/22) sore.
Dari media siber mediaqu.co jaringan media grup mengabarkan, tindakan itu dilakukan karena amarah nelayan sudah memuncak setelah beberapa kali terjadi penolakan KIP beroperasi di wilayah nelayan setempat.
Ketua Nelayan Batu Perahu, Joni Zuhri mengatakan, satu unit KIP yang didatangi nelayan tidak dapat menunjukkan dokumen Surat Perintah Kerja.
“Kawan-kawan ke KIP kemarin sore, PJO ditanya tidak dapat menunjukkan dokumen apapun, SPK segala macam ngak ada,” ujarnya kepada Mediaqu.co, Kamis (1/12/22).
Menurut Jhon, informasi yang diterima sebanyak dua unit KIP akan masuk ke wilayahnya. Hanya saja, baru satu unit KIP yang beroperasi di sekitaran laut Padang.
“Kami melihat jarak sekitar 2 mil lebih dari Batu Berahu. Dan janji PT Timah hari ini jam 9 akan pertemuan dengan kami, namun sampai jam 10 tidak ada. Sekarang KIP tersebut bergeser,” jelasnya.
Ditegaskas dia, masyarakat nelayan setempat tidak setuju dengan adanya aktivitas penambangan, baik yang legal maupun illegal, mengingat Batu Perahu berfokus pada sektor perikanan.
“Untuk daerah ini kita sudah tau, beberapa kalau gerakan penolakan jangan ada penambangan. Sementara PT Timah pun, GM mereka tidak bisa menjamin dan mencover aset mereka sendiri,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Nelayan Tanjung Ketapang, Zainal yang tetap menolak aktivitas penambangan timah di laut Batu Perahu.
“Intinya kami sesuai dengan komitmen kemarin. Kalau bisa sesuai prosedur PT Timah tidak masuk diwilayah nelayan,” tegas Zainal.
Pantauan di lapangan hingga pukul 10.20 WIB, puluhan masyarakat nelayan Batu Perahu dan Tanjung Ketapang masih berkumpul di pos nelayan Batu Perahu.
Mereka menunggu kedatangan pihak PT Timah Tbk yang dijadwalkan pukul 09.00 WIB akan ke lokasi. (Yusuf)
Sumber: mediaqu.com / jaringan media grup