BANGKA – Puluhan masyarakat nelayan mendatangi Markas Unit Direktorat Polairud Polda Kepulauan Bangka Belitung di Jelitik, Kecamatan Sungailiat, Minggu (24/9), guna menyampaikan penolakan terhadap aktifitas tambang timah di depan Muara Air Kantung.
Kedatangan masyarakat nelayan itu diterima Kepala Markas Unit Direktorat Polairud Polda Kepulauan Bangka Belitung, Bripka Heri Irawan bersama personilnya.
Mastur, sebagai perwakilan masyarakat melaporkan aktifitas penambangan timah yang beroperasi di alur Muara Air Kantung, dikarenakan menganggu jalur keluar masuk perahu nelayan.
Mastur berharap masyarakat dapat bertemu dengan pihak PT. Timah, agar mendapatkan solusi terkait aktivitas pernambangan tersebut.
Direktur Polairud Polda Kepulauan Bangka Belitung, Kombes Pol Agus Tri Waluyo, membenarkan Kepala Markas Unit Sungailiat menerima aspirasi dari masyarakat nelayan terkait aktifitas penambangan timah di depan alur Muara Air Kantung.
“Atas keluhan nelayan nanti akan kita tindaklanjuti dan kita koordinasikan dengan pihak terkait,” ungkap dia.
Terpisah, Bripka Heri Irawan seizin Direktur Polairud Polda Babel, mengucapkan terimakasih kepada masyarakat nelayan yang sudah datang ke Markas Unit Direktorat Polairud di Sungailiat.
“Pada saat ada keluhan masyarakat langsung kita respon, itu sebagai bentuk pelayanan Polair kepada masyarakat nelayan,” ujar dia.
Lanjut Bripka Heri, TI Apung yang mengganggu alur keluar masuk perahu nelayan sudah diminta mundur dan menjauh dari lokasi alur Muara Air Kantung
“Penambangan di alur Muara Air Kantung itu baru 3 hari, tapi tadi sore sudah kita suruh menjauh,” imbuh dia.
Bripka Heri mengimbau agar para penambangan tidak mengganggu alur Muara Air Kantung yang menjadi jalur keluar dan masuknya perahu nelayan.
“Saat memberikan imbauan, kita bersama pihak CV SMS selaku pemegang SHP dari PT Timah, dan anggota Direktorat Pam Obvit Polda Babel yang ditugaskan melakukan pengamanan di perusahaan tersebut,” kata dia. (Romlan)