HEADLINEHUKRIM

Polisi Jelaskan Temuan 3 Mayat di Bangka Barat

104
×

Polisi Jelaskan Temuan 3 Mayat di Bangka Barat

Sebarkan artikel ini
Konferensi Pers Operasi Tertib Menumbing di Mako Polres Bangka Barat, Kamis (19/12). Foto: SK

BANGKA BARAT – Bulan Desember ini masyarakat Bangka Barat dihebohkan dengan penemuan tiga sosok mayat di tiga tempat yang berbeda.

Mayat pertama ditemukan di kebun kelapa sawit Kelurahan Kelapa, Kecamatan Kelapa bernama Sakarudin di sebuah pondok kebun, Minggu (8/12/2024).

Saat ditemukan, pada leher laki – laki berusia 60 tahun itu terjerat tali, diduga gantung diri di kebun miliknya.

Mayat kedua seorang laki – laki bernama Harun, warga Dusun VI Pait Jaya, Desa Belo Laut, Kecamatan Mentok, ditemukan membusuk di kediamannya, Selasa (17/12/2024) sore. Harun tewas diduga karena penyakit diabetes yang diidapnya.

Sedangkan mayat ketiga, seorang wanita bernama Etik (43) ditemukan terdampar di pesisir Pantai Pasir Panjang, Desa Ketap, Kecamatan Jebus, Selasa (17/12/2024) pagi.

Etik adalah warga Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, diduga tewas terseret ombak saat mencari timah di pesisir pantai.

Polisi sudah melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kematian Sakarudin, Harun dan Etik.

Menurut Kasat Reskrim Polres Bangka Barat AKP Ecky Widi Prawira, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh Sakarudin.

“Yang agak riskan itu di daerah Kelapa dia bunuh diri tapi kakinya masih menyentuh lantai. Kita awalnya mengira itu pembunuhan,” kata Ecky di ruang kerjanya, Kamis (19/12/2024).

Maka polisi pun mengarahkan pihak keluarga korban agar mayat tersebut diotopsi. Hasilnya, menurut dokter forensik, di leher korban ditemukan pembuluh darah akibat jeratan tali, sehingga korban kehilangan nyawa.

Memang sempat muncul dugaan ada beberapa orang menarik tali yang menjerat leher korban. Tapi hal itu terbantahkan setelah polisi melakukan olah TKP.

“Ada beberapa spekulasi jangan-jangan ada orang yang membantu menarik dan waktu kita oleh TKP di atasnya itu tidak ada gesekan. Jadi kalau kita lihat dia ini loncat langsung,” terangnya.

“Dia (korban) memanfaatkan kejutan dan masih ada gravitasi tekanan itu. Jadi kita pastikan tidak ada tindak pidana, itu murni meninggalnya karena bunuh diri,” sambung Ecky.

Untuk mayat Etik yang ditemukan di pesisir Pantai Pasir Panjang, Desa Ketap, polisi juga menyatakan tidak ada tanda-tanda tindakan kekerasan.

“Yang di Jebus itu hanyut, belum ada ditemukan tindak pidana. Kemudian keluarga menolak untuk diotopsi dan ketika dilakukan visum luar tidak ada tanda-tanda tindak kekerasan,” kata dia.

Begitu pula dengan mayat Harun di Kampung Pait Jaya, Desa Belo Laut. Pria itu meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya.

“Kalau mayat yang di Mentok itu sudah berbelatung sudah agak menghitam. Tapi memang tidak ada tanda-tanda kekerasan dan dia memang hidup seorang diri ada riwayat sakit gula sama jantung koroner juga,” terang Ecky. (SK)

Sumber: portaldutaradio.com

Tinggalkan Balasan