PANGKALPINANG – Romantika Supir Truk Indonesia menemui Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Safrizal Zakaria Ali untuk mengucapkan terimakasih serta menyampaikan keluhan.
“Jadi, kedatangan kami kesini untuk berterima kasih kepada pihak pemerintah dan pertamina. Karena terakhir kami mengadukan terkait kendala di SPBU Perlang, sekarang sudah aman. Lalu, saya juga mau menyampaikan keluhan kami juga, Pak,” ujar Wakil Ketua RSTI Korwil Babel, Dodot pada agenda Rapat Bersama Pertamina di Rumah Dinas Gubernur Babel, Selasa (5/12/23).
Disampaikan juga, ada tiga SPBU yang tidak mau memberikan para supir truk pembawa bahan pokok mendapat prioritas untuk membeli solar bersubsidi. Di antaranya SPBU Jalan A. Yani Dalam, SPBU Selindung dan SPBU Bacang. Untuk itu, kedatangan RSTI tersebut bertujuan untuk meminta surat rekomendasi.
Ketua RSTI Korwil Babel, Ryansah menambahkan, sebenarnya bisa saja untuk mencirikan mana supir truk yang memang untuk mengangkat bahan-bahan kebutuhan pokok, dengan supir truk yang “ngerit” (solar)?
Walau diakuinya, pihak pertamina juga pernah menemukan kecurangan, ada yang menggunakan kartu khusus yang diberikan untuk RSTI, tapi dipakai untuk orang lain.
Sales Area Manager Pertamina Bangka Belitung, Adeka Sangtraga Hitapriya, membeberkan pihaknya saat ini sedang men-develop aplikasi yang bertujuan untuk mengawasi konsumsi solar bersubsidi khusus supir truk.
Di mana harapannya, ini nantinya dapat mempermudah serta mendisiplinkan orang-orang yang mungkin saja akan bertindak curang.
“Kami masih dalam proses develop aplikasinya. Mungkin butuh waktu sekitar 3 bulan-an, dan semoga bisa lebih cepat,” kata Adeka.
Selain lewat aplikasi, lanjut perwakilan Pertamina ini, untuk membantu mengawasi serta mengamankan, pihaknya baru saja menandatangani MoU bersama Badan Intelejen Negara. Dan akan dilanjutkan untuk menemui pihak dari Polda dan Korem Babel.
menanggapi hal ini, Safrizal menyarankan agar aplikasi tersebut nantinya bisa mendeteksi kemana saja mobil-mobil truk tersebut. Dilengkapi semacam GPS agar bisa dideteksi melalui aplikasi.
Sehingga pihak pertamina pun dapat memantau, bahwa BBM subsidi yang diberikan secara prioritas tersebut memang digunakan oleh orang yang berhak mendapatkannya.
“Nanti kalau bisa di aplikasinya itu mendeteksi, mobil truk bapak-bapak ini kemana. Jangan nanti malah pergi ke pantai atau ke tempat yang memang bukan jalur kerjanya. Kan, kalau seperti itu, solar yang seharusnya bisa digunakan sampai Mentok misalnya, malah kurang,” ujarnya.
Safrizal juga meminta agar beberapa pihak baik itu Dinas ESDM, Pertamina maupun komunitas sejenis RSTI dapat saling bersinergi. Dirinya juga berpesan agar memperhatikan ketersediaan BBM maupun Gas Elpiji dalam kondisi aman, karena hal ini juga berkaitan erat dengan permasalahan inflasi. (*)
Sumber: Dinas Kominfo