BANGKA BARAT — Saksi hidup sejarah pengasingan Presiden pertama RI, Ir. Soekarno di Pasanggrahan Banka Tin Winning, Muntok, R.A. Hj. Indrawati binti H. Arifin meninggal dunia dalam usia 92 tahun di Rumah Sakit Kalbu Intan Medika, Pangkalpinang, Senin ( 3/1/2022 ) kemarin.
Jenazah ibunda Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin ini disemayamkan di rumah duka, Jalan Kejaksaan, Kecamatan Muntok dan akan dikebumikan hari ini, Selasa ( 4/1/2022 ) selepas Zhuhur.
Diantara para pelayat, tampak hadir Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, Bupati Bangka Barat, H. Sukirman, Kapolres, AKBP Agus Siswanto, mantan Bupati Bangka Barat, Markus, Danlanal Kolonel Laut ( P ) Fajar Hernawan, Kapolda Babel, Irjen Pol. Yan Sultra serta sejumlah pejabat lainnya.
Puluhan karangan bunga ucapan bela sungkawa berbaris dari jalan hingga ke rumah wanita yang selalu merawat Bung Besar di Wisma Ranggam di masa perngasingannya. Bahkan, Presiden ke – 5 RI, Megawati Soekarnoputri juga turut mengirimkan karangan bunga.
Indrawati lahir pada 22 Oktober 1929. Semasa mudanya pernah menjadi anggota Palang Merah TKR dan Persatuan Wanita Indonesia ( Perwani ).
Menurut Alfani, pemerhati sejarah dan pengawas Pasanggrahan Banka Tin Winning Roemah Persinggahan atau Wisma Ranggam, hubungan almarhumah dengan Ir. Soekarno sangat dekat. Almarhumah kerap diajak makan siang bersama Bung Karno dan sore harinya diajak ngobrol dan mendapat masukan serta nasehat dari Sang Proklamator.
” Raden Ayu Indrawati diberi kepercayaan mengurus kamar Bung Karno, ia hanya diperbolehkan masuk dan mengganti beberapa tangkai mawar merah di dalam pas bunga terbuat dari keramik warna biru muda dan diletakkan di atas meja tulis Bung Karno yang berbentuk persegi empat serta beralaskan kaca,” ujar Alfani.
Dari keterangan almarhumah pula, diketahui ranjang tempat tidur Bung Karno di Wisma Ranggam terbuat dari besi yang sudah dilengkapi empat tiang dudukan kaki kelambu di setiap ujungnya, sedangkan posisi meja tulis yang diletakkan kembang mawar tersebut berada diarah Kiblat dari tempat tidur dan tepat di dekat jendela dan seterusnya.
” Sementara menurut Ibu R. A. Indrawati yang hampir setiap hari berada di Pasanggrahan BTW, hingga kalau makan bareng Bung Karno hampir setiap hari di Pasanggrahan BTW bersama Saudah teman dekat almarhumah, namun hanya makan siang saja. Semua masakan dimasak tukang masak di Pasanggrahan BTW, begitu juga dengan menyiapkan kue kesukaan Bung Karno termasuk kue penganan pelite juga disiapkan oleh pembantu yang bertugas di Pasanggrahan BTW,” tutur Alfani.
Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman mengucapkan belasungkawa atas kepergian R.A. Indrawati. Menurutnya, almarhumah merupakan saksi hidup terakhir yang melihat langsung perjuangan Bung Karno selama diasingkan di Pasanggrahan BTW atau Wisma Ranggam.
” Iya beliau saksi hidup terakhir. Tapi kita kan sudah banyak menggali kesaksiannya, Alfani kan sudah banyak mewawancarai beliau termasuk ahli sejarah lainnya, Pak Seno ( Bambang Haryo Suseno, Sekretaris Disparbud Bangka Barat, red ),” kata Erzaldi.
” Memang beliau saksi terakhir, makanya ini menjadi moment yang sangat luar biasa disamping putra beliau sangat sukses di Jakarta sebagai Dirjen Minerba dan Ibu Raden Ayu Indrawati juga sebagai pejuang kemerdekaan kita,” sambungnya. ( SK )