BANGKA BARAT — Kepala Kejaksaan Negeri Bangka Barat, Helena Octavianne menyerahkan bantuan satu set alat musik angklung kepada siswa – siswi Sekolah Luar Biasa ( SLB ) Muntok, Senin ( 10/1/2022 ) pagi.
Alat musik tradisional Jawa Barat tersebut diterima langsung oleh Kepala SLB Muntok, Arief Jananto bersama para siswanya.
Menurut Helena, sebelumnya ia memang sudah lama merencanakan datang ke SLB, namun belum menemukan waktu luang. Dirinya pun berkoordinasi dengan Ketua Ikatan Adhyaksa Dharmakarini Bangka Barat untuk menanyakan apa yang dibutuhkan SLB Muntok.
” Nah kemudian gayung bersambut ternyata mereka bilang kalau bisa angklung lah. Kan sulit ya cari angklung di sini, kami mendatang kan langsung dari Jawa Barat, kenapa? Biar berkualitas,” ujar Helena.
Dengan bantuan ini, Helena menginginkan siswa – siswi SLB bisa menampilkan cara bermain angklung dengan baik dan benar. Selain itu, kegiatan ini merupakan bentuk layanan Jaksa Peduli Jaksa Berbagi, Jaksa Peduli Pariwisata dan Budaya serta Jaksa Peduli Anak dan Perempuan.
Menurut Kajari, salah satu hal penting yang perlu dipikirkan untuk siswa – siswi SLB adalah mereka diberi kesempatan bisa diterima bekerja setelah selesai sekolah.
” Karena memang kan sudah ada peraturan perundang – undangannya bahwa 2 persen dari disabilitas itu mestinya bekerja di pemerintahan atau di tempat – tempat lain,” cetusnya.
Dia juga berharap dengan bantuan ini bisa menimbulkan semangat dan kreativitas para siswa, sehingga tidak malu lagi serta berani tampil, bahkan ke depannya mereka bisa masuk ke lapangan pekerjaan.
” Tetap semangat, walaupun memang berkebutuhan khusus tapi kan semuanya bisa diatasi dengan perhatian dan pendidikan yang baik,” imbuh Helena.
Kepala SLB Muntok, Arief Jananto mengaku sangat berbahagia mendapatkan perhatian dari Kejari Bangka Barat, berupa satu set angklung untuk para siswanya.
” Pada akhirnya nanti yang kita harapkan bisa menampilkan satu kelebihan dari anak – anak kami yang barangkali kita bisa menampilkan dari segi keseniannya, sehingga ketika nanti lebih banyak orang yang tahu dengan potensi anak – anak kami,” ujar Arief.
Dia juga berharap setelah ini masih ada kepedulian – kepedulian lain terhadap anak – anak berkebutuhan khusus ini, serta ada pemikiran yang lebih terbuka lagi sehingga di lingkungan masyarakat, para penyandang disabilitas tidak didiskriminasi serta diberikan kesempatan untuk berperan seperti orang – orang lainnya.
Menurut Arief, saat ini selain kebutuhan personal untuk pendidikan, pihaknya juga membutuhkan terapi untuk anak didiknya yang biayanya cukup besar.
Namun kendalanya, sementara ini
di Kabupaten Bangka Barat hal itu belum tersedia, sehingga mereka harus ke Pangkalpinang.
” Kita harapkan dari beberapa pihak untuk bisa memberikan perhatian kesitu,” imbuhnya.
Dilihat dari prestasinya di bidang kesenian, siswa – siswi SLB Muntok sudah dua kali memenangkan lomba di tingkat nasional.
” Kita sampai nasional sudah beberapa kali. Tahun 2020 itu anak kami juara III membaca puisi di tingkat nasional dan juara II nasional lomba bercerita tahun 2019,” tutur Arief. ( SK )