BANGKA BARAT – Sofura Al Humairoh, cewek berusia 25 tahun kelahiran Bangka Barat mampu melewati mistar setinggi 1,62 meter dengan mulus, mengalahkan rekan setimnya Ade Sundari dengan raihan 1,56 meter dan Fatmawati dari Pangkalpinang dengan lompatan 1,53 meter.
Di hari ketiga pertandingan cabor atletik Porprov VI Babel di Stadion Sejiran Setason Mentok, Senin ( 21/8/2023 ), lompatan setinggi itu mengantarkan Sofura meraih medali emas.
Sedangkan Ade Sundari mendapatkan perak, dan Fatmawati harus puas dengan medali perunggu. Sampai hari ini Sofura telah menggondol 2 emas di event Porprov VI Babel.
“Alhamdulillah, sudah dua medali emas dari lompat jauh dan lompat tinggi putri,” ucap Sofura.
Tidak mengherankan Sofura begitu bersinar di nomor lompat tinggi, sebab cewek yang masih single ini dipersiapkan untuk ajang Porwil dan PON oleh pelatihnya, Rofiansyah.
“Lompat tinggi putri alhamdulillah sudah lulus lolos PON sekarang. Untuk persiapan latihan lebih ke Porwil sama PON,” ujarnya.
Mulai mencoba lompat tinggi sejak kelas 1 SMP, Sofura langsung mengukir prestasi menjadi juara pertama kejuaraan pelajar dan selanjutnya prestasinya terus menanjak.
“Alhamdulillah yang paling tinggi juara 1 di Porwil dan mengikuti PON peringkat kelima lompat tinggi sama sapta lomba,” imbuhnya.
Sementara itu pelari Ahmad Ambali Sukur menjadi manusia tercepat di ajang Porprov VI. Anggota polisi yang berdinas di Polresta Pangkalpinang ini menorehkan catatan waktu 10,97 detik di nomor lari 100 meter putra, mengalahkan rekan setimnya Muhammad Sainal dengan 11,12 detik dan Teguh Arief dari Belitung dengan 11,20 detik.
Tidak jauh berbeda dengan Sofura, Ambali Sukur pun sudah mengantongi 2 emas dari ajang Porprov VI.
“Saya dua medali emas dari nomor 100 meter dalam lompat jauh putra. Nanti masih tanding lagi hari Rabu lompat jangkit, Kamis estafet dan Jumat estafet juga,” ujarnya.
Senada dengan Sofura, ia pun sebenarnya lebih dipersiapkan oleh pelatih Rofiansyah untuk menghadapi PON, bukan Porprov. Hal ini lah yang membuat dia lebih siap dan mampu mengalahkan rival – rivalnya di ajang Porprov VI.
“Jadi sebelum TC berjalan dimulai dengan pelatih dari Pangkalpinang Pak Rofiansyah kami memang ada target persiapan PON. Jadi persiapan sebenarnya untuk PON bukan Porprov. Kami persiapannya sudah sekitar enam sampai tujuh bulan,” jelas dia.
Menurut Sukur namanya mulai diperhitungkan sejak 2017 saat berhasil menjuarai event Popnas. Namun saat itu ia belum begitu dikenal di Bangka Barat.
“Jadi karena mohon maaf apresiasi kurang dari Bangka Barat jadi belum muncul, tapi kalau di Babel orang-orang sudah cukup tahu,” katanya.
Ia pun mengakui pada Porprov V di Bangka Tengah saat mewakili Bangka Barat, prestasi cabor atletik kurang memuaskan. Karena itu ia punya pesan untuk pengurus olahraga Bangka Barat.
“Untuk pengurus coba lebih terbuka, matanya lebih dibuka lihat potensi – potensi atlet dan itu lebih dihargai,” kata Sukur.
“Jangan sampai atlet merasa kecewa dan meninggalkan Bangka Barat malah membela daerah lain. Itu kan lebih menyakitkan,” imbuhnya. ( SK )