HEADLINEPT TIMAH

Siung Dari Kantor PT Timah, Penanda Khas Waktu Berbuka Puasa

79
×

Siung Dari Kantor PT Timah, Penanda Khas Waktu Berbuka Puasa

Sebarkan artikel ini
Foto: timah.com

PANGKALPINANG – Di beberapa daerah di Indonesia, ada beragam tradisi penanda buka puasa seperti beduk, adzan maupun lainnya.

Sama halnya dengan di Kota Pangkalpinang, ada penanda khas waktu berbuka puasa yang hanya ada di bulan Ramadan yaitu bunyi siung atau sirene dari kantor pusat PT Timah‎ Tbk.

Siung yang berasal dari speaker besar yang ditopang menara di Kantor Pusat PT Timah Tbk ini berbunyi pada saat waktu berbuka puasa dan pada waktu memasuki waktu sahur dan saat memasuki waktu Imsyak.

Siung dari kantor PT Timah ini sudah puluhan tahun berjasa menjadi penanda waktu berbuka puasa warga Pangkalpinang.

Pada hari-hari biasa, Siung ini menjadi penanda waktu masuk kantor dan waktu pulang kerja bagi karyawan PT Timah Tbk.

Dalam ekosistem bisnis modern, kehadiran perusahaan tidak hanya dianggap sebagai sebuah entitas bisnis, tapi tumbuh dan menyatu dengan kehidupan sosial masyarakat, memberikan nilai tambah melalui berbagai kontribusi dan program tanggung jawab sosial perusahaan.

Seperti PT Timah Tbk yang telah tumbuh dan berkembang bersama masyarakat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Bahkan dalam moment ramadan seperti ini, keberadaan PT Timah menjadi bagian dalam ciri khas ramadan yang ada di Bangka Belitung dengan kehadiran siungnya.

Sejarawan dan Budayawan Bangka Belitung Dato’ Akhmad Elvian menjelaskan bunyi siung mulai dikenal oleh masyarakat Bangka ketika perusahaan Tambang Timah Belanda Banka Tin Winning (BTW) mulai mengenalkan sistem mekanisasi dalam pertambangan sekitar akhir abad 19 Masehi.

Siung dalam bahasa Melayu berarti dengungan atau desingan bunyi Lebah atau Tabun yang sedang terbang mem­belah kesunyian dan keheningan.

Kala itu, fungsi siung adalah untuk menentukan awal waktu bagi pekerja tambang Timah mempersiapkan diri memulai aktivitas bekerja, mengawali kerja, waktu istirahat dan mengakhiri aktifitas kerja satu hari. Awalnya penanda waktu kerja menggunakan lonceng.

Namun, seiring waktu siung tidak hanya berfungsi sebagai penanda waktu kerja, pada Bulan Ramadan fungsi siung dijadikan penanda yang sangat penting bagi masyarakat.

Siung berfungsi untuk membangunkan orang pada saat akan memulai aktivitas mempersiapkan sahur terutama bagi ibu-ibu dan penanda waktu berbuka puasa yang ditunggu tunggu terutama oleh anak-anak.

“Belum sah rasanya untuk berbuka puasa bila belum mendengar bunyi Siung. Masyarakat Bangka sangat terbantu dengan mendengar bunyi Siung karena mendengar bunyi Siung ternyata lebih efektif dari melihat matahari karena arloji atau jam masih sangat langka saat itu,” kata Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia.

Siung dengan suaranya yang keras, nyaring dan mendengung sampai ke pelosok pelosok kampung.

Siung juga oleh sebagian masyarakat sering disebut Suling besak dan di Pangkalpinang ada lokasi yang disebut simpang Suling atau simpang Siung.

Biasanya digunakan oleh masyarakat menjadi semacam halte tempat berkumpul menunggu angkutan, baik Trem maupun mobil penumpang.

Bunyi Siung penanda Sahur dan berbuka puasa saat ini tidak hanya dibunyikan oleh PT Timah, akan tetapi dibunyikan juga oleh brandweer swasta bahkan oleh beberapa masjid.

Elvian berharap, bunyi siung pada saat puasa selalu mengingatkan semua pihak, bahwa perusahaan tambang Timah di Bangka meninggalkan jejak jejak peradaban yang positif.

Selalu membawa kepada pesona perlawatan dan ingatan atau memori kolektif kita tersadar bahwa peradaban Bangka sangat dipengaruhi oleh pertimahan.

Seiring dengan bergantinya waktu, nanti dari bulan Ramadan ke bulan Syawal dan begitu sejarah terus berulang sesuai dengan zamannya, siung akan menjadi ingatan dan penanda sejarah puasa di Bangka.

“Sedih rasanya dan mudah-mudahan bunyi Siung Timah tetap bertahan dan setia menemani orang Bangka dalam berpuasa ditengah kemajuan teknologi digital yang ada. Mudah-mudahan Siung pada maghrib nanti juga bukan menjadi Siung terakhir bagi kita,” ujar Elvian.

Siung ini tidak hanya ada di Kota Pangkalpinang tapi juga di seluruh wilayah operasional PT Timah, seperti di Mentok, Belitung dan Belitung Timur.

Hingga saat ini, PT Timah masih membunyikan siung sebagai pertanda waktu berbuka puasa bagi masyarakat. (*)

Sumber: www.timah.com

Tinggalkan Balasan