PANGKALPINANG – Beberapa kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terindikasi prevalansi stunting tinggi.
Oleh karena itu Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberikan pelatihan pemberian makanan tambahan sesuai prinsip gizi di Ruang Pasir Padi Kantor Gubernur, Jumat (26/4/2024).
Pelatihan tersebut dikemas dengan menggelar sosialisasi dan orientasi pendidikan gizi bagi kader pengelola PMT berbasis pangan lokal bagi anak stunting dan ibu hamil / ibu menyusui kekurangan energi kronis tahun 2024.
Kegiatan pemberian bantuan kali ini diperuntukkan bagi 9 desa di Kabupaten Bangka Barat.
Penjabat Ketua TP PKK Provinsi, Safriati, mengungkapkan potensi stunting terbesar saat ini disumbangkan oleh anak-anak yang lahirnya normal.
“Saat bayi tidak mendapatkan ASI ekslusif dengan baik, yang terjadi adalah di saat bayinya sudah lahir secara normal, tapi saat masa pertumbuhan gizinya belum dapat terpenuhi hingga stunting terjadi,” ungkap dia.
Menurut Safriati, dengan melakukan intervensi selama masa 1000 hari pertama di kehidupan, dari semenjak hamil hingga usia 2 tahun. Dan untuk usia di atas 2 tahun tetap bisa dilakukan walaupun progresnya akan kurang signifikan.
“Ibu-ibu semua harapan kita, kita melakukan kegiatan pada hari ini untuk bagaimana nanti ibu-ibu, kader-kader, ibu-ibu kepala desa bisa meneruskan informasi ini kepada masyarakat yang ada, terutama masyarakat yang memang sebagai penerima bantuan. PMT berbasis pangan lokal, itu yang menjadi catatan kita,” lanjut dia.
Dikatakanya, pangan lokal yang dimaksud adalah yang tersedia di sekitar kita semua, yang mudah diperoleh dan mudah diolah seperti contoh ikan atau labu untuk menu sayurannya.
“Kita akan berupaya merangsang di 20 hari pertama dengan menu yang cukup bagus dengan harapan akan terjadi perubahan. Kita akan belajar juga nantinya terkait dengan menu-menu sehat yang bisa diterapkan pada keluarga masing-masing penerima bantuan sehingga nantinya bisa turut menjaga kesehatan anak,” papar Safriati.
Untuk itu dari kegiatan ini, Safriati mengharapkan agar para kader PMT dapat juga memberikan edukasi kepada para orang tua yang anak-anaknya mengalami stunting dan para ibu hamil KEK dalam penyusunan menu yang variatif dengan menggunakan bahan pangan lokal.
“ Semoga kasus anak Stunting dan ibu hamil KEK di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terutama Kabupaten Bangka Barat dapat turun bahkan sampai di angka nol,” harap dia. (*)
Sumber: Dinas Kominfo