BANGKA BARAT – Diawali dari Surau Nurul Iman, rangkaian acara Ziarah Kute Seribu dimulai dengan pembacaan Kitab Burda oleh para jama’ah di Kampung Tanjung, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Mentok, Minggu ( 2/7/2023 ) pagi.
Surau Nurul Iman di Kampung Tanjung merupakan surau pertama yang dibangun di Kota Mentok, sudah berdiri sejak tahun 1288 Hijriyah atau 1867 Masehi.
Setelah itu acara dilanjutkan dengan arak – arakan dari surau bersejarah tersebut ke tempat pemakaman Keramat Kute Seribu. Ribuan masyarakat berziarah ke makam Habib Hamid Bin Abdurahman Assegaf, Habib Hud Bin Muhammad Assegaf dan Habib Syatho.
Rangkaian kegiatan selanjutnya yakni tahlilan dan tausiyah agama, serta makan bersama dengan menu khas nasi kebuli dan daging kambing di Masjid Jamik Mentok.
Hujan gerimis tidak menyurutkan niat dan antusiasme masyarakat untuk hadir pada acara keagamaan rutin yang digelar, tepat di hari keempat Hari Raya Idul Adha ini.
Bupati Bangka Barat H. Sukirman bersama Wabup Bong Ming Ming tampak hadir bersama unsur Forkopimda lainnya.
Sukirman dalam sambutannya mengatakan, ZKS ini adalah salah satu bentuk kebersamaan antar umat muslim yang ada di Bangka Belitung.
“Kegiatan ini adalah kebersamaan, penting di sini setidaknya kita tidak sibuk dengan urusan pribadi, maka pikiran kita tenang. Kita bersyukur mudah – mudahan Bangka Barat maju sejahtera bermartabat. Ini adalah bentuk kebersamaan kita maju dan tujuan kita bersama,” kata Sukirman.
Sedangkan menurut Wakil Bupati Bangka Barat, Bong Ming Ming, Bumi Sejiran Setason memang kaya dengan kebudayaan. Salah satunya adalah ZKS, yang merupakan bentuk legitimasi di Kabupaten Bangka Barat.
“Kegiatan hari ini kegiatan kebudayaan sekaligus keagamaan. Bagaimana kita menghormati, menghargai, para leluhur pendiri tokoh tokoh Kota Mentok sekaligus tokoh penyebar agama islam pertama kali di Kota Mentok,” ungkap dia.
Karena itu kata Bong Ming Ming, tahun depan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat akan menganggarkan kegiatan ZKS ini agar lebih semarak lagi.
“Insya Allah, mudah -mudahan tahun berikutnya kegiatan ini bisa lebih semarak, dan saya lihat ada beberapa potensi yang akan kita angkat. Pak Bupati sudah sampaikan ke saya untuk segera diintervensi, mudah – mudahan tahun depan kita bisa menganggarkan lebih besar lagi dari Pemda Bangka Barat” beber dia.
Tradisi Ziarah Kute Seribu menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Mentok dan juga menjadi daya tarik wisata religi di Bangka Barat.
Dengan rutin dilaksanakannya tradisi ini, diharapkan dapat memperkuat budaya dan mempromosikan pariwisata di Kabupaten Bangka Barat.
Ketua Panitia Ziarah Kute Seribu, Habib Saleh Al-Kaff, mengatakan pada tahun 2023 ini jumlah peserta meningkat drastis dari tahun sebelumnya.
“Acara ini terbuka untuk umum, siapapun boleh mengikuti acara ini. Memang setiap tahunnya lebih meningkat. Jema’ah yang turut hadir datang dari luar Bangka Barat, dari Palembang, Jakarta, Bogor, hingga Bandung,” paparnya.
Selain mengenang dan mendoakan para pemimpin terdahulu, menurut Saleh acara ini digelar sebagai ajang silahturahmi seluruh muslimin bahkan berdampak positif meningkatkan pariwisata dan untuk membangkitkan UMKM yang ada di Bangka Barat .
“Harapannya ada persatuan antar umat muslim yang ada di Mentok, Bangka Barat umumnya di wilayah kita dan dampak positifnya ada peningkatan pendapatan sektor UKM, tempat penginapan kita, tempat wisata. Efeknya bukan hanya ziarah, UKM kita, menginap di tempat penginapan wisata religi,” jelasnya.
Tatang, salah satu jema’ah yang rutin hadir hampir setiap tahun berharap, ke depan kegiatan keagamaan seperti ini dapat terus dilaksanakan serta semakin meriah, karena menjadi ajang silaturahmi dan menambah nilai – nilai keimanan serta dapat berdampak positif secara ekonomi bagi masyarakat serta pemerintah daerah.
“Semoga kegiatan ZKS ini dapat terus dilaksanakan dan setiap tahun semakin meriah. Kegiatan ini sangat saya tunggu di setiap tahun, karena dapat mempererat silaturahmi, menambah nilai-nilai keagamaan serta berdampak nyata bagi ekonomi masyarakat serta pemerintah daerah,” kata dia. (SK)