HEADLINEPANGKALPINANG

Walikota Hadiri Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Pangkalpinang

82
×

Walikota Hadiri Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Pangkalpinang

Sebarkan artikel ini

PANGKALPINANG – Walikota Pangkalpinang, Maulan Aklil beserta Ketua TP PKK Kota Pangkalpinang, Wakil Walikota, Sekretaris Daerah, para asisten dan seluruh Kepala OPD menghadiri rapat paripurna istimewa di Ruang Paripurna DPRD Kota Pangkalpinang, Rabu 916/8).

Paripurna istimewa itu dipimpin Ketua serta dihadiri Anggota DPRD Kota Pangkalpinang, dalam rangka mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia tahun 2023.

Ketua DPRD Kota Pangkalpinang, Abang Hertza, menyebut Pidato Kenegaraan yang dilaksanakan tiap Tanggal 16 Agustus merupakan konvensi ketatanegaraan atau praktik ketatanegaraan yang diatur dalam perundangan.

Esok hari pada Tanggal 17 Agustus kita akan menyelenggarakan upacara ketatanegaraan memperingati Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dalam konteks kesejarahan peringatan Proklamasi Kemerdekaan adalah peringatan kemerdekaan negara yang ditandai dengan pembacaan teks Proklamasi oleh Soekarno dan didampingi oleh Mohammad Hatta.

“Momentum tersebut begitu bersejarah, karena menandakan berakhirnya penjajahan di Indonesia. Kemerdekaan adalah suatu jalan Jembatan Emas atau merupakan pintu gerbang untuk menuju masyarakat adil dan makmur,” ungkapnya.

Proklamasi Kemerdekaan disambut dengan gembira oleh seluruh masyarakat Indonesia termasuk masyarakat Pangkalpinang. Pekik merdeka kemudian menggema di mana-mana dan oleh masyarakat Pangkalpinang.

“Tidak hanya diucapkan sebagai salam nasional, melainkan kemudian dimanifestasikan dalam pemberian nama geografis pada simpul-simpul penting di Pangkalpinang seperti Jalan Merdeka, Lapangan Merdeka dan Tugu Merdeka Tamansari,” jelasnya.

Abng Hertza melanjutkan, penamaan tempat dengan nama spesifik kata “Merdeka” sangat beralasan dilakukan oleh masyarakat Pangkalpinang, karena Kota Pangkalpinang adalah kota simpul Pangkal Kemenangan bagi eksistensi perjuangan kemerdekaan dan bagi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk mempertahan proklamasi kemerdekaan dari rongrongan Belanda yang ingin kembali berkuasa, para pemuda di Pangkalpinang membentuk organisasi Angkatan Pemuda Indonesia.

Kemudian para tokoh masyarakat membentuk barisan Gerakan Rakyat Indonesia, selanjutnya dibentuk juga Badan Keamanan Rakyat.

Para pemuda di Pangkalpinang adalah kelompok yang secara tegas mendukung dan membela serta mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Pemuda Pangkalpinang adalah kelompok yang paling awal mendukung proklamasi kemerdekaan.

“Mereka juga termasuk kelompok yang secara langsung dan tegas memaklumkan, mereka akan membela kemerdekaan yang telah diproklamirkan dari sikap represif Jepang yang diperintahkan menjaga status quo di daerahnya serta dari rongrongan Belanda yang ingin berkuasa Lagi,” tuturnya.

Upaya mempertahankan proklamasi kemerdekaan adalah masa masa sulit bagi rakyat Indonesia, terutama menghadapi pendaratan tentara sekutu yang membonceng tentara NICA Belanda, Agresi militer Belanda Pertama dan Agresi militer Belanda Kedua.

Peran Kota Pangkalpinang tampak jelas pada saat Agresi militer Belanda Kedua dan Pengasingan pemimpin republik di Bangka. Dari 197 Hari masa pengasingan Tanggal 22 Desember 1948 sampai Tanggal 6 Juli 1949, terdapat 26 aktivitas pemimpin republik berdiplomasi melalui perundingan dengan KTN atau UNCI, BFO, Delegasi Belanda dan Delegasi Republik yang dilakukan di Pangkalpinang.

“Perundingan perundingan tersebut melahirkan Roem-Royen Statemen dan kembalinya pemimpin republik dan pemerintahan ke Yogyakarta, serta kesepakatan pada konferensi Inter-Indonesia (Indonesische gesprekt) dan melahirkan pengakuan kedaulatan atas Republik Indonesia (souvereniteit overdracht) pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag negeri Belanda,” kata Hertza.

Ia menerangkan, dalam Dokumen Politiek verslag over de 1 e helf juli 1949 van de residentie Bangka en Billton nomor 364/2/Geheim Eigenhandig, tanggal 25 Juli 1949, Residen Bangka Belitung Lion R. Chacet melampirkan Laporan bantuan masyarakat Bangka untuk Pembangunan Ibukota Negara Yogyakarta.

Bantuan atau sumbangan rakyat Bangka (sumbangan terbesar dari Pangkalpinang) tersebut diserahkan pada tanggal 5 Juli 1949 kepada Presiden Soekarno di hadapan 3000 rakyat Bangka bertempat di Balai Haminte (gemeente) Pangkalpinang atau diserahkan sehari sebelum pemimpin Republik kembali ke Yogyakarta 6 Juli 1949.

Sumbangan tersebut berbentuk uang tunai sebesar 90.170,18 Gulden atau setara pada waktu itu sekitar 14 milyar rupiah. Sangatlah tepat ucapan Bung Karno yang menyatakan, bahwa Yogjakarta menjadi termasjhur oleh karena djiwa-kemerdekaannya.

“Hidupkanlah terus djiwa-kemerdekaan itu, sedangkan Bangka menjadi terkenal karena: “Rakjat Bangka njata bersemangat republikein, njata berkehendak Bangka masuk dalam daerah Republik,” imbuhnya.

Hertza kembali melanjutkan, makna filosofis yang paling mendasar dari catatan sejarah pemberian Sumbangan rakyat Bangka termasuk masyarakat Pangkalpinang untuk pembangunan ibukota Negara Yogyakarta, merupakan wujud semangat dan tekad untuk melanjutkan pembangunan Negara kesatuan Republik Indonesia.

Hal ini sangat sesuai dengan tema peringatan Hari Ulang Tahun Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2023, yaitu Terus Melaju Untuk Indonesia Maju. Tema ini mencerminkan semangat dan tekad bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan masa depan.

Tema ini juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk melanjutkan pembangunan dengan semangat estafet, yaitu saling bekerja sama, berkolaborasi, dan bersinergi untuk mencapai tujuan bersama.

“Tema ini juga menunjukkan Indonesia telah mencapai banyak prestasi yang membuat posisi Indonesia menguntungkan dalam melanjutkan gerak pembangunan negara”, tukasnya. (*)


Sumber: Dinas Kominfo