HEADLINEPEMPROV BABEL

Ridwan Ingin Menata Pelabuhan Dan Sarana Pendukungnya

106
×

Ridwan Ingin Menata Pelabuhan Dan Sarana Pendukungnya

Sebarkan artikel ini

PANGKALPINANG — Pejabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Ridwan Djamalludin, menyatakan Pemprov Babel ingin menata pelabuhan-pelabuhan dan pendukungnya di Babel agar lebih baik.

Hal itu ia utarakan saat Pemprov Babel menggelar Focus Group Discussion Optimalisasi Pelayanan dan Rencana Pengembangan Pelabuhan yang dikelola PT. Pelindo (Persero) dan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) di Kantor Gubernur Babel, Jumat (25/11/2022).

“Kita mau menata agar pelabuhan-pelabuhan dan bisnis pendukungnya makin lama makin bagus,” kata Ridwan.

Ia menambahkan, fokus prioritas pihaknya dalam hal ini adalah pelayanan publik, untuk memastikan jika masyarakat ingin menggunakan transportasi kapal, diupayakan semaksimal mungkin agar tidak terlalu sulit dan mengantri terlalu lama.

Selain itu, kata dia, upaya penataan sistem logistik di Bangka Belitung lebih efisien, agar dapat mengendalikan barang-barang di pasar tidak terlalu mahal.

“Kalau pelabuhan kita berharap ujungnya sistem logistik lebih efisien. Harga di pasar jangan makin mahal, karena sistem logistik kita tidak efesien. Yang ketiga kita mendukung pariwisata. Untuk perlu perubahan yang mendasar, agar jangan sampai kita tidak berubah, dari waktu ke waktu begini dan kita tidak akan membawa perbaikan signifikan,” ujarnya.

Menurutnya, sudah tergambarkan beberapa masalah penting yang seharusnya tidak selalu sulit, misalnya membuat pelabuhan Pangkalbalam Pangkalpinang bisa beroperasi 24 jam.

“Kan alasan sederhana berberapa perusahaan terkait nggak mau beroperasi 24 jam. Nggak boleh negara diatur kelompok lain, fokus negara kepentingan publik. Padahal kalau dia beroperasi 24 jam, kapal tidak harus menunggu lama, sehingga biaya kapal tidak naik, yang ujungnya harga barang di pasar tidak baik,” ucapnya.

Ridwan menjelaskan, konsep lain dalam hal ini yakni kesamaan sikap. Misalnya pelabuhan Pangkal Balam sudah terlalu dangkal, maka harus mencari pelabuhan lain yang bagus.

“Pendangkalan secara alami terjadi, apalagi di Sungai, 5-10 tahun ke depan kita harus iklas mengatakan pelabuhan baru Tanjung Gudang di Belinyu. Pangkal Balam untuk yang lain saja. Yang paling penting prioritas kita masyarakat menerima pelayanan terbaik, dan harga bahan pokok yang tidak terlalu mahal,” tutupnya. (Dika)