BANGKA TENGAH – Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Ridwan Djamaluddin, mengapresiasi Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung setelah melihat dan mendengar paparan yang disampaikan terkait pembangunan kolam retensi untuk menata di hulu Pedindang.
Apalagi kalau nanti kolam retensi ini jadi kawasan wisata kuliner, UMKM bisa berkembang dan ekonomi masyarakat di sekitarnya bisa meningkat.
Berdasarkan paparan dari pihak Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung, program tersebut masih terkendala soal pembebasan lahan yang diklaim milik masyarakat dan IUP PT Timah.
Untuk itu Ridwan mengajak semua pihak terkait agar bekerja sebagai satu keluarga, dan jangan sampai ada yang mendapat konsekuensi hukum.
“Karena salah-salah sedikit bisa bahaya juga. Jadi kita coba cari jalan, apa yang bisa kita lakukan untuk tadi orientasi besarnya. Hemat saya kita jadikan proyek ini, program ini kita jadikan,” kata Ridwan di Kantor Desa Pedindang, Senin (23/1).
“Kita sudah tahu masyarakat Pangkalpinang misalnya, jangan sampai terbanjiri. Itu sudah manfaat besar yang dibawa. Di masyarakat Bangka Tengah, desa-desa bapak-bapak nanti dapat punya infrastruktur pariwisata air yang bagus juga,” imbuh dia.
Ridwan kembali menegaskan, jangan sampai upaya ini pembangunan kolam retensi Pedindang ini tersendat-sendat, hanya karena tidak berhasil mengatasi hal-hal yang sebetulnya masih bisa dicari jalan keluarnya.
“Dengan segala hormat kepada masyarakat, kita carikan jalannya. Di beberapa tempat lain ada pola istilahnya uang ke Rohiman atau segala macam, ada pola-pola seperti itu. Kalau perlu Pangkalpinang, Pemprov, kita berunding cari jalan keluar, supaya orientasi utama kita pembangunan ini jalan,” kata Ridwan mengarahkan.
Terkait permasalahan di lapangan, Ridwan percaya para kepala desa lebih handal untuk berkomunikasi dengan masyarakat, karena setiap hari berinteraksi dengan warganya.
“Hanya garis besar saya atau pokok pikiran saya adalah, kita manfaatkan anggaran yang sudah dialokasi pemerintah pusat ini sebaik-baiknya demi masyarakat kita,” kata dia.
Selain bekerja sebagai satu keluarga, Ridwan mewanti-wanti agar jangan saling menyalahkan, serta menghindari isu-isu sosial.
“Kita kelola sama-sama orientasi kita, orientasi kebaikan. Saya yakin kita semua tidak punya kepentingan pribadi. Kepentingan kita hanyalah kepentingan masyarakat, supaya dapat manfaat sebesar-besarnya,” ujar dia.
“Nanti kita lihat ke lapangan. Kawan-kawan ini yang penting juga kita upayakan pekerjaan bisa jalan, sambil kita berunding-berunding mencari jalan keluar untuk masyarakat. Jangan sampai hal yang baik ini tidak terlaksana, hanya karena kita tidak dapat menyatukan pendapat,” demikian Ridwan (Romlan)