HEADLINE

Kurang dari 2 Bulan, DBD di Muntok Sentuh Angka 70 Kasus

139
×

Kurang dari 2 Bulan, DBD di Muntok Sentuh Angka 70 Kasus

Sebarkan artikel ini

BANGKA BARAT — Puskesmas Muntok mencatat fakta mengejutkan terkait wabah Demam Berdarah Dengue ( DBD ). Di tahun 2022 yang baru berjalan kurang dari dua bulan ini, DBD di Kecamatan Muntok sudah mencapai 70 kasus, dimana dua orang diantaranya meninggal dunia.

Sedangkan jumlah total kasus DBD se – Bangka Barat tahun 2022 bahkan sudah menyentuh angka 109 kasus.

Dari 109 tersebut, 70 kasus terdapat di Puskesmas Muntok dan 4 kasus di Puskesmas Kundi. Sementara di Puskesmas Simpang Teritip terdapat 7 kasus, Puskesmas Jebus 11, Puskesmas Puput 14, Puskesmas Sekar Biru 2 dan Puskesmas Tempilang 1 kasus.

Menurut Kepala Puskesmas Muntok, Harianto, terdapat tiga daerah yang sangat rawan DBD.

” Wilayah yang rawan kasus DBD di Kecamatan Muntok yaitu Kelurahan Tanjung, Menjelang dan Keranggan,” ujar Harianto, Rabu ( 9/2 ).

Pihaknya pun telah mengambil langkah – langkah guna mengantisipasi meluasnya sebaran DBD, diantaranya fogging dan penaburan bubuk abate untuk memberantas jentik nyamuk.

Tapi menurut dia efektifitas fogging hanya 10 persen, sebab sifatnya hanya membunuh nyamuk yang terbang atau dewasa. Sedangkan penggunaan abate, efektif digunakan untuk tempat – tempat penampungan air yang jarang dikuras.

” Abate dalam rangka mencegah sehingga jentiknya tidak hinggap di air. Namun abate itu satu persennya ada racun, maka tidak disarankan untuk diminum. Jika diperlukan tim kesehatan lingkungan kita selalu memantau, atau masyarakat boleh ke Puskesmas dan akan kita siapkan abate itu,” jelasnya.

Di samping itu, Harianto menekankan pentingnya melakukan tindakan pencegahan dengan 3M, menguras tempat penampuangan air dan menutupnya serta mengubur barang – barang yang berpotensi menjadi wadah berkembangnya jentik nyamuk.

“Galakkan gotong royong pemberantasan nyamuk di lingkungan kita dan sekitarnya. Ini juga harus secara masif terus seminggu sekali, Insya Allah DBD turun,” ucapnya.

Hal lain yang tidak kalah penting untuk mencegah DBD adalah perilaku hidup bersih dan sehat. Harianto menegaskan, hal itu harus dilakukan bersama – sama agar lingkungan di sekitar rumah bersih dari jentik maupun nyamuk.

” Nyamuk terbang sampai 100 meter kalau rumah kita saja bersih, tapi tetangga kiri kanan tidak menerapkan ya percuma juga. Ini seringkali orang tidak terima anaknya kena DBD karena perilaku, padahal tetangga kiri kanan tidak melakukan hal yang sama,” tutupnya. ( SK )