BANGKA TENGAH — Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin, berharap Bangka Belitung bisa menjadi National Resource Center untuk autisme. Untuk mendukung hal tersebut, Ridwan menyatakan akan memfasilitasi tatanan birokrasinya, sehingga anak-anak autisme bisa mendapatkan penanganan yang tepat dari sumber daya manusia yang mumpuni.
“Autisme tidak kalah penting dengan stunting. Jadi isu ini perlu menjadi perhatian kita bersama. Dari pencermatan daerah-daerah yang aktif melakukan pertambangan berpotensi untuk membangkitkan autisme lebih tinggi dibandingkan dengan daerah daerah lain,” ujarnya saat membuka Workshop Deteksi Dini Autisme dan Penanganannya secara online melalui Aplikasi Zoom di Grand Vella Hotel Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, Selasa (12/7/2022).
Sebagaimana diketahui, pengertian autisme menurut Kementerian Kesehatan RI merupakan gangguan perkembangan yang kompleks dengan gejalanya meliputi perbedaan dan ketidakmampuan dalam berbagai bidang, seperti kemampuan komunikasi sosial, kemampuan motorik kasar, motorik halus, serta tidak mampu berinteraksi sosial, sehingga seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri.
Ridwan mengatakan, anak penyandang autisme ini adalah bagian dari anak bangsa Indonesia yang mempunyai hak yang sama dengan anak lainnya. Autisme bukanlah sesuatu hal yang baru, dan ada di sekeliling kita.
“Jadi mari kita mengambil bagian, manfaatkan peluang untuk membantu anak anak kita ini. Saya yakin kita punya potensi pengalaman dan data. Jadi saya usulkan kepada sekretaris daerah, kepala dinas pendidikan, dan kepada pejabat terkait lainnya agar dipertimbangkan supaya Kepulauan Bangka Belitung menjadi National Resource Center untuk autisme,” kata dia memotivasi peserta untuk memberi perhatian khusus kepada perkembangan anak-anak penyandang autisme khususnya di Negeri Serumpun Sebalai ini.
Pada kesempatan ini, dirinya juga mengapresiasi peserta yang semuanya berasal dari tenaga pendidik serta terapis untuk anak anak yang berkebutuhan khusus.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu yang telah meluangkan waktunya untuk mau belajar dan meningkatkan kompetensinya dalam melakukan deteksi dini dan penanganan bagi anak-anak kita ini. Saya berharap kegiatan ini berkelanjutan hingga ke level desa. Agar semakin banyak anak anak penyandang autisme mendapat penanganan yang tepat,” ujarnya.
“Jadi sekali lagi saya sampaikan penyuluhan autisme bagi guru dan orang tua sangat penting dilakukan,” pungkasnya.
Kegiatan workshop ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemprov Babel, juga tiga narasumber yang salah satunya adalah Drg. Sri Utami Soedarsono Djamaluddin, dan dua narasumber lainnya yakni Dra. Sritje Habibie, serta Dra. Hirawati J.H Tuloli. (*)