BANGKA BARAT — Hujan yang terus mengguyur sejak kemarin membuat sumber air baku milik Perumdam Tirta Sejiran Setason di Dusun Terabek, Desa Belo Laut, terancam tercemar oleh limbah penambangan TK 2589 Air Terabik yang beraktivitas tidak jauh dari kolong air baku tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka, Ridwan bersama Kepala Cabang Perumdam Tirta Sejiran Setason, Ihsan turun ke lokasi melihat langsung situasi di lapangan, Kamis ( 2/9 ).
Pantauan awak media, tanggul penahan yang berbatasan langsung dengan kolong Perumdam terlihat dangkal, sehingga limbah tambang berpotensi mencemari sumber air bersih tersebut bila curah hujan terus mengguyur.
Menurut Ridwan, pihak PT. Timah berencana membuat dam atau tanggul untuk penahan air agar tidak masuk ke kolong Perumdam. Ia tidak menampik, bila tidak dilakukan tindakan khusus, potensi pencemaran memang ada.
” Kita kan begitu datang kesini belum dapat penjelasan dari kawan – kawan PT. Timah terutama tindak lanjut yang kemarin hasil kunjungan Pak Wabup pertama kesini kan, kita baru melihat kondisi awal yang berbatasan dengan Terabek ini kan,” ujar Ridwan.
” Kalau memang seandainya misalkan lah tadi tidak ada upaya pembuat tanggul ini, memang kami anggap ini agak rawan, ada potensi adanya pencemaran, seandai,” sambungnya.
Menurut Ridwan, upaya antisipasi telah direncanakan PT. Timah, diantaranya pembuatan tanggul penahan air serta menghentikan operasional tambang untuk sementara. Hal itu bertujuan mengurangi potensi pencemaran.
” Intinya akan dibikin tanggul, ini komitmen kawan – kawan PT. Timah. Kalau pengertian tercemar ini tidak, karena kita begini, untuk membuktikan ini kan harus uji lab kalau masalah air. Tapi kalau sepintas kita melihat dengan mata kasar aja tidak ada,” katanya.
Namun, bila melihat curah hujan yang sudah mulai tinggi seperti yang terjadi dua hari ini, menurut Ridwan, potensi pencemaran memang ada. Karena itu perlu adanya tindakan khusus untuk mengatasi hal itu.
” Iya kalau tidak ada perlakuan khusus segera disini, ini ada potensi. Tadi kan sudah kami bilang, kalau melihat tanggul seperti ini kalau hujan terus kalau tidak ada perlakuan di sekitar sini memang potensi untuk terjadi pencemaran bisa jadi ada,” tukas Ridwan.
Di lain pihak, Wastam PT. Timah wilayah Muntok, Septiaka mengatakan akan segera merealisasikan dam penahan air tersebut. Pihaknya bersama mitra usaha berkomitmen selama dam belum terpenuhi maka operasional penambangan akan dihentikan sementara.
” Kami rencanakan kemarin sudah mulai pembuatan damnya, ini sekarang baru proses pemindahan sakan. Antisipasi hujan kita kan stop operasional, itu salah satu antisipasinya,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Cabang Perumdam Dusun Terabek, Ihsan menilai sejauh ini kondisi sumber air baku masih aman. Air dari aktivitas tambang belum masuk ke kolong mereka. Pihaknya melakukan pemantauan setiap hari.
” Ada toleransi kan belum masuk kolong tuh, selagi tidak mencemari ya aman. Setiap hari kami lakukan pemantauan, selama ini belum pernah terjadi pencemaran. Harapannya, airnya kan untuk hidup orang banyak kita sama – sama menjaga lah,” ucap Ihsan. ( SK )