PANGKALPINANG – Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Fery Afriyanto, mengikuti secara virtual kegiatan Diseminasi Rencana Teknokratik Peta Jalan Air Minum dan Sanitasi Aman, Rabu (15/5/2024).
Deputi Bidang Sarana Prasarana Bappenas RI, Ervan Maksum, dalam sambutannya mengatakan pemenuhan akses air minum dan sanitasi aman sangatlah penting dan memiliki berbagai dampak terhadap kesehatan dan lingkungan.
“Kualitas air minum dan sanitasi higienitas yang buruk adalah penyebab utama diare khususnya pada anak-anak kita. Setidaknya 70 persen kejadian diare disebabkan oleh hal ini dan jika terjadi terus-menerus maka akan menyebabkan stunting, malnutrisi dan meningkatkan resiko kejadian stunting. Untuk itu hal ini menjadi fundamental dan apabila kita peduli dengan stunting ini harus menjadi komitmen kita semua,” ungkap dia.
Dirinya mengungkapkan capaian air minum perpipaan 2023 baru 19,76 persen, ini masih jauh ketinggalan dari negara Asean lainnya, seperti Singapura sudah mencapai 100 persen. Ini menurutnya menjadi tantangan tersendiri untuk Indonesia.
Ia juga berharap agar seluruh pihak seperti pemerintah daerah juga turut bersinergi, apalagi UNICEF juga menjadi bagian kegiatan ini, berarti ini sudah menjadi hal yang global.
Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti, saat memberikan sambutan menjelaskan capaian pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi tahun 2023 yakni capaian Rumah Tangga dengan akses air minum layak Tahun 2023 sebesar 91,72%, capaian rumah tangga dengan akses air minum perpipaan Tahun 2023 sebesar 23,07%, capaian rumah tangga dengan akses air minum aman 11,8%.
Sedangkan akses sanitasi untuk capaian rumah tangga dengan akses sanitasi layak Tahun 2023 82,36% dan capaian rumah tangga dengan akses sanitasi aman Tahun 2023 10,21%.
“Kontribusi Ditjen Cipta Karya 2020-2023 air minum dan sanitasi antara lain peningkatan cakupan pelayanan air limbah domestik realisasi 711.139 KK, infrastruktur sanitasi berbasis masyarakat realisasi 483.364 KK, pembangunan SPAM realisasi 3.798 liter/detik, peningkatan SPAM realisasi 1.763 liter/detik, perluasan SPAM realisasi 60.519 SR, dan infrastruktur air minum berbasis masyarakat realisasi 1.340.619 SR,” tuturnya.
Sementara itu Perwakilan unicef Indonesia, Maniza Zaman, dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada Indonesia sebagai salah satu dari sedikit negara yang memiliki jalur pembiayaan yang jelas untuk target air minum yang dikelola dengan aman (SDG 6.1) dan sanitasi yang dikelola dengan aman (SDG 6.2).
“Hal ini merupakan pemenuhan komitmen yang telah disampaikan Indonesia pada pertemuan tingkat menteri sektor sanitasi dan air minum untuk semua (Sanitation and Water For All) yang diselenggarakan pada tahun 2022 di Jakarta.
Dikatakannya di dalam sistem PBB, UNICEF terus bekerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan hak-hak semua anak dihormati dan dipenuhi, di manapun. Pihaknya ingin melihat setiap anak tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan mencapai potensi penuh mereka.
“Sebagai UNICEF, kami akan terus mendukung pemerintah dalam meluncurkan dokumen ini ke tingkat daerah dan implementasinya dukungan kami didasarkan pada Kerangka Kerja Akselerasi Global SDG6 yang mencakup dukungan kepada pemerintah terkait data dan informasi, pengembangan kapasitas, inovasi, tata kelola, dan pembiayaan. Kami juga akan mendukung pemerintah dalam memperkuat kolaborasi di tingkat nasional dan daerah,” jelasnya.
“UNICEF juga berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam memajukan agenda SDG6 dan dengan tulus berharap dokumen ini dapat memberikan momentum yang dibutuhkan untuk mempercepat akses air minum dan sanitasi bagi seluruh rakyat Indonesia, tanpa meninggalkan satu anak pun,” pungkasnya. (*)
Sumber: Dinas Kominfo