BANGKA BARAT — Petani kelapa sawit di Bangka Barat mengaku merugi lantaran Tandan Buah Segar ( TBS ) hasil panen mereka sulit untuk dijual. Penyebabnya, selain harga murah, perusahaan perkebunan sawit yang ada tidak lagi membeli dari petani.
Persoalan tersebut dibawa ke meja rapat di Operasional Room I, Sekretariat Daerah Pemkab Bangka Barat hari ini, Selasa ( 17/5/2022 ) pagi.
Rapat dihadiri Wakil Bupati Bangka Barat, Bong Ming Ming, dinas terkait, perwakilan PT. Sawindo Kencana, Sinar Mas Group PT. Bumi Permai Lestari dan PT. Leidong West Indonesia.
Production Controller PT. Bumi Permai Lestari, Dedi Tualeka mengakui pihaknya sudah berhenti membeli TBS dari luar perusahaan sejak 28 April 2022 lalu. Menurut dia hal tersebut disebabkan tangki penampungan CPO mereka sudah hampir penuh, ditambah lagi stok TBS-nya cukup melimpah.
” Kita tidak menerima TBS karena hasil dari kebun juga cukup tinggi dan harus dipanen. Saat ini kita fokus panen dari kebun, sehingga kita terbatas. Informasi tempat penampungan sudah penuh, kita tidak dapat kirim CPO, kapasitas tampungan masih sekitar 25 hari,” papar Dedi Tualeka.
Dia menegaskan jika pihaknya memaksakan membeli TBS dari petani, maka akan berdampak terhadap karyawan mereka. Karena itu pembelian tidak bisa dipaksakan. Hal itu lah yang menjadi bahan pertimbangan perusahaan untuk tidak menerima TBS dari luar.
” Jika 25 hari ke depan tidak ada perubahan, kami juga tidak beroperasi. Kami juga pengen dari petani juga masuk, beberapa hari lalu kita pertemuan dengan para wakil penyuplai TBS sudah kita jelaskan dan saat ini kita fokus untuk perkebunan,” jelasnya.
Harapan petani untuk menjual TBS masih terbuka di PT. Sawindo, namun dibatasi dengan kapasitas 500 ton perhari. Perwakilan Sawindo, Robby Kurniawan mengatakan, pihaknya tetap mementingkan mitranya. Sedangkan harganya ditentukan di Pemerintah Provinsi Bangka Belitung.
” Dari Sawindo kita menerima dari masyarakat dengan harga Rp. 2.900. Mitra kita tetap kita pentingkan. Kita rapat penentuan harga di Provinsi, kondisi sudah berbeda dengan saat ini. Tangki kita sudah hampir penuh dan mungkin bertahan satu bulan ini. Mudah – mudahan teman kita demo di Jakarta membawa angin segar,” kata Robby.
Menanggapi masalah tersebut, Wakil Bupati Bangka Barat, Bong Ming Ming berencana akan menurunkan tim untuk melakukan crosschek di lapangan guna mengetahui fakta yang sebenarnya.
” Masalah perusahaan Sinar Mas Group sudah mulai tidak menerima TBS dari masyarakat yang mandiri, kita memanggil perusahaan kita cari solusinya. Langkah kita lakukan adalah menurunkan Satgas Pangan meninjau ke lapangan apakah betul seperti yang disampaikan oleh pihak perusahaan, melihat seperti apa tangki mereka apakah benar sudah full,” tukas Bong Ming Ming. ( SK )