HEADLINERAGAM

Kisah Iqbal, Pelukis Sketsa Wajah Dari Desa Rias

249
×

Kisah Iqbal, Pelukis Sketsa Wajah Dari Desa Rias

Sebarkan artikel ini
Iqbal Adi Saputra

BANGKA SELATAN – Kesuksesan seseorang tidak lah memandang usia. Seperti Iqbal Adi Saputra (24) asal Desa Rias, Kecamata Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Ia menjadi pelukis sketsa wajah hitam putih, yang tentunya bisa membantu orang tuanya yang keseharianya berkebun.

“Sebenarnya baru empat bulan ini saya hobi melukis tapi saat itu belum saya jual. Sekarang karena banyak yang lihat dan mereka bilang jual saja, makanya saya mulai mendalami melukis lagi,” katanya kepada Mediaqu, Senin (11/12/23).

Iqbal sapaan panggilan akrabnya mengaku kemampuannya melukis sudah nampak sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Ia merupakan seorang yang mahir melukis sketsa wajah pada sebuah kertas dengan pengsil, hal itu terbukti dengan melihat lukisan-lukisan dan mengambarnya.

“Sebenarnya karena melihat saya banyak melihat seni lukis lainnya. Awalnya saya kwatir tidak berhasil sebab perlu kesabaran dalam melukis sketsa namun saya tetap optimis dan memaksa diri untuk mengambar,” ujarnya.

Meski lukisan banyak yang pesan dari luar daerah, seperti Kota Batam, ia menyayangkan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terkhusus di Kabupaten Bangka Selatan pemasarannya belum begitu melejit, mungkin karena tidak banyak yang suka dengan lukisan, sehingga pemasarannya agak kurang.

“Atau mungkin karena belum terlalu banyak yang mengetahuinya. Ya tapi tetap bersyukur, meski belum banyak peminatnya. Ada lukisan yang memang dipesan sebab lukisan yang saya buat tidak begitu mahal, dari harga Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta, tergantung ukuran dan tingkat kesulitannya,” jelasnya.

Pria kelahiran Kampar, Provinsi Riau 19 Juli 1999 mengungkapkan, bahwa setiap melukis sketsa dapat diselesaikan selama 5 sampai 6 hari. Menurutnya, baginya melukis itu menggunakan rasa, kondisi dan pikiran juga harus tenang.

“Ya, memang hasilnya belum begitu memuaskan dari yang saya harapkan. Terkait kendala yang sering saya alami, yaitu bahan-bahan lukisan yang sulit didapat, kalau disini bahan tidak ada. Seperti kertas juga harus khusus untuk lukisan sketsa,” ungkapnya.

Menurut Iqbal, ketika dulu memutuskan untuk menjadi pelukis sangat yakin. Jadi harus yakin, untuk terus bertahan pada pilihan dan keputusan yang sudah diambil dan jalani semua dengan sebaik-baiknya.

“Inilah adalah sikap yang terus saya pertahankan sehingga bisa bertahan dari minim dan sepi pasar seni di sini karena hanya melukis yang saya ingin lakukan selama hidup. Jangan berhenti melukis pada apa pun yang jadi kanvas kehidupan saya,” pungkasnya. (Yusuf)


Sumber: mediaqu.id