BANGKA BARAT – Untuk sementara polisi memastikan penyebab kematian Samsila Warni ( 52 ), yang ditemukan di Lapangan Sepakbola Bina Jaya Mentok, Kamis ( 12/10 ) kemarin karena sakit.
Kasat Reskrim Polres Bangka Barat, AKP Ogan Arief Teguh Imani mengatakan, berdasarkan hasil visum pihak RSUD Sejiran Setason tidak ditemukan tanda – tanda adanya tindak kekerasan di tubuh korban.
“Nggak ada tanda tanda kekerasan. Keluarga mengetahui semua dan hadir saat visum. Sakit ibu itu,” kata Ogan via WhatsApp, Jum’at ( 13/10/23 ).
Menurut Ogan, juga ditemukan muntahan di baju yang dikenakan almarhumah Samsila Warni. Pihak keluarga korban menerima hal itu. Karenanya polisi pun menyimpulkan kematian korban disebabkan karena sakit.
“Sementara masih sampai itu dan keluarga menerima, dan menyadari karena ibu itu memang ada riwayat sakit. Ada muntahan di baju,” lanjut Ogan.
Jenazah Samsila Warni telah dikebumikan Kamis ( 12/10 ) tadi malam di pemakaman Kebun Nanas, Kelurahan Sungai Daeng.
Diberitakan sebelumnya, sesosok mayat wanita paruh baya ditemukan warga di Lapangan Sepak Bola Bina Jaya, Kelurahan Sungai Daeng, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Kamis ( 12/10/23 ) siang.
Mayat wanita tersebut diketahui bernama Samsila Warni ( 52 ), warga Kampung Senang Hati, Kelurahan Sungai Daeng, Kecamatan Mentok.
Jenazah wanita yang akrab disapa Warni itu ditemukan Agung Prasaja saat mereka akan bermain sepak bola di lapangan tersebut.
Menurut Agung, dirinya mendapat informasi dari seseorang dari Desa Kundi, Kecamatan Simpang Teritip, bahwa ada orang berbaring di lapangan bola.
“Tadi sebelum kami mau mengadakan pertandingan antar SSB ada Pak Guru dari Kundi ( Desa Kundi ) ngasih tahu pak ada orang berbaring di Lapangan Bina Jaya, sepertinya sudah lama. Kami di sini sudah setengah jam dia masih berbaring di tempat panas. Jadi saya cek kesiitu mungkin pingsan. Saya lihat berdua bapak tadi mukanya sudah pucat,” jelas Agung, Kamis ( 12/10 ) di Lapangan Bina Jaya.
Hal itu pun langsung mereka laporkan ke Polsek Mentok. Setelah dicek pihak kepolisian, kondisi Warni sudah meninggal dunia.
“Jadi saya langsung lapor ke Polsek. Dari kepolisian mengecek rupanya sudah meninggal dunia. Ada motornya. Kondisinya terlentang. Nggak ada luka – luka, bersih,” tambah Agung.
Sementara itu pihak kepolisian melarikan jenazah Warni ke RSUD Sejiran Setason Kabupaten Bangka Barat.
Sang suami, Medi ( 59 ) mengatakan, terakhir bertemu sang istri pada pukul 11.30 WIB, saat itu istrinya mengantarkan nasi ke tempat ia berjualan di Pasar Mentok.
Setelah itu istrinya pulang ke rumah dengan anak bungsunya. Namun saat ia pulang, sang istri tidak di rumah, karena hendak mengganti oli sepeda motornya.
“Ketemu saya terakhir di pasar. Saya di antar nasi jam 11.30 terus dia pulang sama anak bungsu saya. Jam 12.30 saya pulang tanya ibu ke mana, ke pasar mau isi oli katanya,” tutur Medi.
Namun Medi mengaku bingung, kenapa istrinya malah sampai berada di Lapangan Bina Jaya. Sementara barang – barang almarhumah seperti handphone, dompet dan sepeda motornya tidak hilang.
“Kok tiba – tiba ada di Bina Jaya saya juga agak bingung. Nggak tahu keluar jam berapa? Intinya jam 13.00 saya di rumah dia nggak ada di rumah. Tanda – tanda sakit tidak ada, dia sehat. Malam tadi juga masih sehat. Memang ada riwayat asma. Cuma sesak nafas, tapi kalau minum obat sembuh,” ujarnya. (SK)