PANGKALPINANG — Sebagai upaya untuk terus meningkatkan pembangunan di Kota Beribu Senyuman, Badan Perencanaan Daerah dan Penelitian Pengembangan Kota Pangkalpinang menggelar Diseminasi Proyeksi Kota Pangkalpinang dalam 5 tahun ke depan.
Acara digelar di Rumah Dinas Wali Kota Pangkalpinang, Kamis (24/11/2022).
Wali Kota Pangkalpinang, Dr. H. Maulan Aklil, berharap semua data-data yang disampaikan pihak Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang dapat direkam, yang kemudian dikerjakan sesuai dengan tugas dan pokok masing-masing.
Menurutnya, untuk mendapat data-data dari BI dan BPS tidaklah mudah, untuk itu ia ingin tindaklanjutnya dapat dimaksimalkan.
“Data-data seperti ini harus bisa kita baca, kemudian kita laksanakan sebagai turunannya. Lima tahun ke depan rentan terjadi perubahan, bagaimana satu tahun ke depan ini dapat kita maksimalkan,” ungkapnya, di hadapan Kepala Organisasi Perangkat Daerah serta pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Pangkalpinang.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Agus Taufik, menerangkan secara global risiko stagflasi meningkat dan ketidakpastian pasar keuangan masih tinggi.
Pertumbuhan ekonomi melambat dengan peningkatan risiko stagflasi di berbagai negara, dan bahkan resesi disejumlah negara maju. Tekanan inflasi global masih tinggi, pengetatan kebijakan moneter berlanjut, namun AS tidak seagresif perkiraan awal.
“Tentu berdampak bagi domestik pada stabilitas makro ekonomi. Tantangan keadaan realita saat ini ialah Bigger Unknown, Post Crisis Exit, Policy Strategy, Digital Era/Transformation, Sustainability Issues Inclusion and Green,” beber Agus dalam pemaparannya.
Agus menuturkan, ekonomi Bangka Belitung terus tumbuh dari tahun ke tahun, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,13 persen pada 2010-2021.
Dalam 11 tahun terakhir terjadi perubahan pangsa LU utama, di mana pangsa LU industri pengolahan dan pertambangan mengalami penurunan, sedangkan LU pertanian, perdagangan dan kontruksi mengalami peningkatan.
“Produk Domestik Regional Bruto Bangka Belitung tumbuh tinggi pada triwulan III 2022 sebesar 4,51 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,24 persen (yoy),” imbuhnya.
Hal ini terjadi seiring dengan menurunnya LU pertanian khususnya pada subsektor perikanan tangkap. Di sisi lain, ekspor luar negeri terkontraksi didorong oleh menurunnya ekspor timah dan karet, seiring dengan tren penurunan harga global kedua komoditas tersebut.
Di Kota Pangkalpinang, Agus menyebut perekonomian mulai tumbuh ditahun 2021 setelah terkontraksi akibat Covid-19 ditingkat global, nasional, dan regional.
Pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Pangkalpinang tercatat tumbuh sebesar 9,27 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bangka Belitung yang tumbuh sebesar 5,05 persen (yoy).
Adapun pangsa PDRB terhadap PDRB Bangka Belitung rata-rata mencapai sebesar 17,70 persen selama tahun 2017-2021.
“Saya sangat mendukung pelaksanaan operasi pasar murah yang telah dilakukan Pemerintah Kota Pangkalpinang, terkait harga sangat menguntungkan masyarakat dan kemudian masyarakat mempertahankan daya belinya,” tukasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang, Thamrin menerangkan potret sosial ekonomi Kota Pangkalpinang dari tahun 2017 hingga tahun 2021.
Thamrin membeberkan Indeks Pembangunan Manusia Kota Pangkalpinang cukup tinggi, tahun 2021 tumbuh 0,45 persen. Diketahui IPM merupakan indikator untuk mengukur kesejahteraan masyarakat.
“Sektor jasa paling banyak menyerap tenaga kerja, jasa ini kalo nanti kita gerakkan menjadi peluang agar Pangkalpinang tetap lebih tinggi,” terangnya.
Berdasarkan data yang bersumber dari BPS Kota Pangkalpinang, Gini Ratio di Kota Pangkalpinang mengalami penurunan menjadi 0,277 ditahun 2020 yang sebelumnya 0,300 ditahun 2019 dan 0,314 pada tahun 2018.
Thamrin menyampaikan, hal tersebut menunjukkan berkurangnya tingkat ketimpangan di Kota Pangkalpinang antara si kaya dan si miskin.
“Pangkalpinang memiliki laju pertumbuhan tertinggi di Bangka Belitung, pada angka 9,27 ditahun 2021. Selain itu, jumlah usaha mikro di Kota Pangkalpinang berkembang mencapai jumlah 23.709 hingga tahun 2021,” bebernya. (*)
Sumber: Dinas Kominfo