BANGKA BARAT – Tiga pekerja tambang yang dikabarkan hilang saat menarik pontonnya di perairan Tembelok, Kecamatan Mentok, ditemukan Tim SAR Gabungan dalam keadaan selamat, Kamis ( 28/9/2023 ).
Tiga warga Desa Bakit, Kecamatan Parittiga yang dikabarkan hilang tersebut yakni Edi ( 22 ), Sunar ( 35 ) dan Mukiong ( 35 ), ditemukan nelayan Sungsang saat hanyut bersama ponton TI Apung.
Menurut Komandan Pos SAR Mentok, Supani, ketiga orang tersebut hanyut sudah hampir memasuki perairan Jambi. Sebelum ditemukan nelayan sekitar, ada kapal asing yang sempat hendak memberikan pertolongan, tapi gagal.
Ketika Sunar dan kawan-kawan bertahan hidup dengan menyalakan api, saat itulah keberadaan mereka disadari nelayan Sungsang yang langsung mendekati mereka.
“Mereka bertahan hidup dengan makanan seadanya. Mereka coba buat api di sekitar ponton, dan itu menarik perhatian nelayan Sungsang. Setelah itu dilakukan evakuasi dari nelayan Sungsang langsung membawa tiga orang itu ke sini,” jelas Supani saat ditemui di Puskesmas Mentok, Kamis ( 28/9 ).
Setelah itu pihaknya berkoordinasi dengan Satuan Polairud Polres Bangka Barat, Direktorat Polairud Polda Babel, TNI AL dan BPBD, untuk melakukan penjemputan tiga orang tersebut.
“Titik penjemputan di perairan Rambat, Kecamatan Simpang Teritip. Selanjutnya kita bawa ke Puskesmas Mentok untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Dan kondisi kesehatan mereka baik – baik saja,” ujar Pani.
Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan di Puskesmas Mentok, ketiga pekerja tersebut langsung pulang dijemput pihak keluarganya.
Menurut Sunar ( 35 ), salah seorang pekerja yang hanyut menuturkan, ponton mereka terbawa arus saat hendak lego jangkar. Kendati sudah berupaya menahan memakai kayu, namun usaha tersebut tak membuahkan hasil.
“Hanyut ke tengah mau telepon bos nggak bisa lagi HP lowbat. Habis itu ke tengah-tengah kami labuh, pompa kami turunkan,” ujarnya.
Menurut dia terjangan gelombang berkali – kali memutuskan tali jangkar pontonnya. Sunar dan kawan-kawan pun menyalakan api dengan harapan ada kapal lewat, dan mendekati mereka untuk memberikan pertolongan.
“Kita bertahan hidupnya kita cuma ngandalin api, itu aja harapannya supaya ada orang lewat nyamperin kami. Kita bisanya hidupin api, kalau kena gelombang mati lagi, hidupin lagi, sambil berdoa ada yang digerakkan hatinya untuk nyamperin kita,” tutur dia.
“Persediaan makanan sudah habis, kita tinggal air minum saja. Untuk nambah energi kita bakar air minum itulah, air hangat itu menambah energi. Pontonnya kita lepas nggak tahu nyampe mana? Mungkin sudah sampai Jambi,” tutup dia.
Di lain pihak, Kasat Polairud Polres Bangka Barat, IPTU Yudi Lasmono mengimbau para nelayan maupun pengguna jasa pelayaran lainnya agar berhati – hati saat melaut. Sebab, kondisi cuaca saat ini angin kencang dan gelombang tinggi.
“Khususnya di wilayah perairan Bangka Barat sedang tidak baik, cuacanya agak ekstrem terutama menjelang waktu sore sampai malam. Jadi agak berhati-hati. Siapkan selalu alat-alat keselamatan dan kondisi kapal ataupun alat-alat yang yang dipakai nantinya di perjalanan supaya semuanya selamat,” imbau Yudi. ( SK )